nusabali

Menko AHY Targetkan Proyek Pemecah Ombak Kuta Rampung Akhir 2026

  • www.nusabali.com-menko-ahy-targetkan-proyek-pemecah-ombak-kuta-rampung-akhir-2026

MANGUPURA, NusaBali.com – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menargetkan proyek pembangunan breakwater atau pemecah ombak di Pantai Kuta, Kabupaten Badung, selesai pada akhir 2026.

Saat meninjau lokasi proyek di Kuta, Senin (13/10/2025), AHY menyebut progres pembangunan telah mencapai 18 persen. “Dalam waktu yang sudah direncanakan hingga akhir tahun depan, mudah-mudahan bisa tuntas semuanya dengan baik,” ujarnya.

Proyek ini mencakup pembangunan lima unit pemecah ombak dengan panjang masing-masing 110 meter. Infrastruktur senilai Rp260 miliar tersebut dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) melalui kerja sama antara Kemenko IPK dan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA). Tujuannya, merevitalisasi garis pantai yang membentang dari Kuta hingga Legian dan Seminyak.

Menurut AHY, abrasi di kawasan Kuta telah berlangsung sejak 1980-an dan menyebabkan pasir pantai mundur sejauh 15–20 meter dengan total panjang abrasi mencapai 5,3 kilometer. Berdasarkan hasil riset, metode sand nourishment atau penambahan pasir dengan perlindungan pemecah ombak dinilai paling efektif untuk mengatasi kerusakan tersebut.

“Pasir yang digunakan diambil dari Pantai Jimbaran karena karakteristiknya paling mirip dengan pasir di Kuta. Semua keputusan diambil berdasarkan penelitian dan pengalaman yang terintegrasi dalam peta jalan jangka panjang,” jelasnya.

AHY menegaskan, pembangunan pemecah ombak ini tidak hanya untuk melindungi infrastruktur pariwisata, tetapi juga menjaga kelestarian alam dan keberlanjutan ekonomi masyarakat di kawasan pesisir.

“Sepanjang pantai Kuta terdapat banyak hotel, restoran, dan pusat perbelanjaan yang terancam akibat abrasi. Pembangunan ini untuk melindungi fasilitas publik serta aktivitas masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata,” ujarnya.

Selain proyek di Kuta, Menko IPK juga menginstruksikan pendataan wilayah pesisir lain di Bali yang mengalami kerentanan abrasi agar mendapatkan penanganan serupa.

“Membangun infrastruktur tidak semata-mata demi pertumbuhan ekonomi, tapi juga menjaga kelestarian lingkungan. Bali adalah andalan kita semua. Jika abrasi dibiarkan, bukan hanya alam yang rusak, tapi juga aktivitas masyarakat dan pariwisata akan terganggu,” tandas AHY. *ant

Komentar