Ida Rsi Mundi Mohon Maaf
SEMARAPURA, NusaBali - Anggota Polsek Nusa Penida turun tangan meredam keresahan warga terkait unggahan video Ida Rsi Bujangga Agni Siwa Mundi. Anggota menyambangi kediaman Ida Rsi Mundi di Dusun Penutuk, Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida, Rabu (8/10).
Kanit Intelkam Polsek Nusa Penida Iptu I Wayan Sukadana dan Bhabinkamtibmas Desa Batumadeg Aipda I Gede Agus Sujana meminta Ida Rsi Mundi lebih bijak bermedia sosial agar tidak menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Ida Rsi menyesali perbuatannya dan mohon maaf kepada masyarakat.
Dalam pertemuan itu, Kanit Intelkam Polsek Nusa Penida Iptu I Wayan Sukadana berdialog secara humanis dan memberikan pemahaman agar Ida Rsi Mundi lebih berhati-hati dalam bermedia sosial. Pentingnya menyaring setiap informasi sebelum disebarkan agar tidak menimbulkan salah tafsir di masyarakat. “Kami ingin memastikan setiap isu yang beredar bisa segera diklarifikasi agar tidak berkembang liar,” ujar Iptu Sukadana. Dia juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh informasi di media sosial. Segera melapor jika menemukan hal-hal yang mencurigakan dan memicu kegaduhan agar segera dapat diantisipasi.
Ida Rsi Mundi menyampaikan permohonan maaf atas unggahan videonya yang sempat menimbulkan keresahan. Menyesali perbuatannya dan tidak menyangka respons di dalam unggahannya itu akan memantik banyak reaksi negatif dari masyarakat. Permohonan maaf juga disampaikan secara terbuka dalam unggahan ulang videonya untuk menyelesaikan kontroversi itu. “Saya mohon maaf sebesar-besarnya. Semoga semua pihak bisa memaklumi dan memaafkan,” ucapnya.
Sebelumnya, sosok yang mengaku sulinggih ini menjadi sorotan publik. Ucapannya dianggap menyinggung persoalan keagamaan hingga menimbulkan kebingungan di kalangan umat. Ketua PHDI Kabupaten Klungkung, I Putu Suarta, menegaskan Ida Rsi Mundi tidak tercatat dalam data resmi PHDI. “Tidak ada dalam data sulinggih PHDI. Perlu dipahami, PHDI tidak memiliki kewenangan mencabut atau memberhentikan status seorang sulinggih. Yang bisa memberhentikan hanyalah nabe-nya sendiri. Proses Diksa-nya dilakukan tanpa sepengetahuan kami,” tegas Suarta.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku, tanggung jawab terhadap seorang sulinggih sepenuhnya berada di tangan nabe atau guru yang menuntun proses diksa. Suarta berharap peristiwa serupa tidak terulang kembali. Setiap orang, tidak hanya figur yang bergelar sulinggih, harus bijak menggunakan media sosial. Sehingga suasana yang muncul penuh kesejukan. 7 k24
Komentar