nusabali

Dana Transfer Turun, Bupati Sanjaya Prioritaskan Infrastruktur

  • www.nusabali.com-dana-transfer-turun-bupati-sanjaya-prioritaskan-infrastruktur

TABANAN, NusaBali - Meski menghadapi penurunan dana transfer dari pemerintah pusat akibat efisiensi anggaran, Pemkab Tabanan memastikan pembangunan infrastruktur tetap menjadi prioritas.

Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya menegaskan bahwa langkah penyiasatan anggaran telah dibahas bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Hasilnya, sejumlah program yang dinilai bisa ditunda akan disesuaikan, sambil melihat perkembangan situasi ekonomi nasional.
 
“Kami sudah konsultasi dengan TAPD. Dalam kondisi seperti ini, pengelolaan anggaran harus berdasarkan skala prioritas. Infrastruktur tetap jadi fokus utama, karena ini adalah urat nadi ekonomi kerakyatan di Tabanan,” ujar Bupati Sanjaya, Selasa (6/10). 
 
Dia menambahkan, kebutuhan masyarakat tetap menjadi pertimbangan utama dalam menyusun anggaran. Meski ada penyesuaian, pemerintah berkomitmen agar pembangunan yang menyentuh langsung kepentingan publik tidak terganggu.
 
Sementara itu, sejumlah pos anggaran seperti perjalanan dinas, alat tulis kantor (ATK), serta konsumsi (makanan dan minuman) akan mengalami efisiensi guna mengurangi beban belanja rutin.
 
“Kita bisa hemat di pos-pos seperti perjalanan dinas dan ATK. Tapi infrastruktur, tidak bisa kita tunda. Ini menyangkut konektivitas, akses usaha rakyat, dan pelayanan dasar,” tegasnya.
 
Ditambahkan Ketua DPRD Tabanan, I Nyoman Arnawa. Dia menilai langkah efisiensi anggaran yang diambil oleh pemerintah daerah sudah tepat di tengah penurunan dana transfer dari pusat. Namun, dia mengingatkan bahwa efisiensi belanja juga harus diimbangi dengan upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui berbagai inovasi dan strategi pengelolaan aset.
 
Salah satu usulan konkret yang kembali disoroti oleh Arnawa adalah penerapan sistem e-ticketing di tiga destinasi wisata unggulan Tabanan Tanah Lot, Ulun Danu Beratan, dan Jatiluwih.
 
“Usulan e-ticketing sebenarnya sudah lama kami sampaikan, tapi hingga saat ini belum terealisasi. Padahal potensi peningkatan PAD dari sana cukup besar, karena sistem ini bisa meningkatkan transparansi, efisiensi, dan akurasi pendapatan,” ujar Arnawa, saat ditemui usai rapat pembahasan anggaran.
 
Menurutnya, e-ticketing tidak hanya membantu meminimalisir kebocoran retribusi, tetapi juga dapat memberikan data real-time bagi pemerintah dalam merancang kebijakan pariwisata yang berbasis data dan kebutuhan pasar.
 
Selain sektor pariwisata, Arnawa juga mendorong optimalisasi pengelolaan aset-aset daerah. Dia mencontohkan aset Pemkab Tabanan di kawasan Nyanyi, Desa Beraban, yang saat ini disewa oleh pihak swasta untuk kegiatan usaha pariwisata. Menurutnya, aset semacam ini harus diawasi secara ketat, baik dari sisi legalitas kontrak maupun kontribusinya terhadap PAD.
 
“Semua aset seperti itu harus jelas nilai kontraknya, masa sewanya, dan bagaimana kontribusinya secara nyata terhadap keuangan daerah. Jangan sampai aset daerah justru menguntungkan pihak lain, sementara daerah tidak mendapatkan nilai tambah yang sepadan,” tegasnya.
 
Dengan mendorong berbagai langkah strategis tersebut, Arnawa optimistis bahwa target peningkatan PAD tahun depan bisa tercapai. Dia menyebutkan bahwa pada tahun 2026, PAD Tabanan ditargetkan tumbuh sekitar 18 persen, menjadi Rp 879 miliar lebih.
 
“Kalau strategi ini dijalankan serius, saya optimis PAD Tabanan bisa tembus Rp 1 triliun. Kita tidak bisa terus bergantung pada transfer pusat. Harus ada kemandirian fiskal,” tandasnya.7des

Komentar