nusabali

Gigitan Anjing di Gianyar Rata-rata 22 Kasus Per Hari

  • www.nusabali.com-gigitan-anjing-di-gianyar-rata-rata-22-kasus-per-hari

Dari uji sample laboratorium, sebanyak 29% anjing yang diperiksa positif rabies.

GIANYAR, NusaBali
Bali masih menghadapi ancaman serius kasus rabies. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bali, rata-rata gigitan hewan penular rabies (GHPR) per hari tercatat 183 kasus atau sekitar 5.361 kasus per bulan. Dari Januari hingga 20 Juli 2025, tercatat sebanyak 34.845 kasus GHPR di Provinsi Bali dengan 12 kasus kematian akibat rabies. Kabupaten Gianyar menduduki urutan keempat kasus gigitan terbanyak setelah Kabupaten Badung dengan 6.166 kasus, Denpasar 4.978 kasus, dan Tabanan 4.440 kasus. Dari data tersebut rata-rata kasus gigitan per hari di Gianyar sebanyak 22 kasus. 

Catatan 22 kasus gigitan per hari berdasarkan pencatatan kasus dari Januari sampai akhir Juli 2025. Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Gianyar bertekad mewujudkan Bali Bebas Rabies. Namun tanda-tanda penurunan kasus belum terjadi, bahkan kasus gigitan cenderung meningkat dan kasusnya berimpitan dengan kasus gigitan tahun sebelumnya. Kepala UPT Keswan 1 Gianyar drh Nyoman Arya Dharma mengaku pesimis mewujudkan Bali Bebas Rabies Tahun 2028. “Melihat prevalensi data, seperti pesimis bisa mewujudkan Bali bebas rabies, namun dengan upaya bersama dan program digitalisasi hewan peliharaan, kami optimis,” jelas Arya Darma, Selasa (7/10). 

Faktor penyebab lambatnya penanggulangan rabies karena warga yang memelihara anjing lepas liar menganggap peliharaannya sehat-sehat saja tanpa khawatir rabies. “Vaksinasi rabies itu wajib selain pemberian vaksinasi lain. Terpenting jangan sampai lepas liar,” harapnya. Arya Darma juga sering mendapati anakan anjing yang sengaja dilepas liar karena betina atau karena peliharaan di rumahnya sudah over kapasitas. Sehingga jalan yang ditempuh dengan melakukan eliminasi selektif tertarget. “Kalau lepas liar tanpa pemilik, pastinya menjadi target eliminasi. Jika melalukan eliminasi di suatu tempat, kami harus didampingi perangkat desa dan mereka sanggup mengubur,” jelasnya. 

Dari uji sample laboratorium, sebanyak 29% anjing yang diperiksa positif rabies. Angka tersebut sangat mengkhawatirkan, setidaknya 29% anjing yang lepas liar dengan pemilik dan lepas liar tanpa tuan adalah anjing dengan kemungkinan rabies. “Harapan kami agar warga bisa ikut tergerak, tidak melepas liar dan membuang anakan anjing sembarangan. Termasuk pula pengelolaan sampah dengan baik, karena anjing liar tanpa tuan hidup di sekitar tempat sampah ilegal,” ujar Arya Darma. 7 nvi

Komentar