ST Bhakti Karya Banjar Peken Baleran Raih Juara I Lomba Penjor di Kapal
MANGUPURA, NusaBali.com – Sekaa Teruna (ST) Bhakti Karya, Banjar Peken Baleran, Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung, berhasil meraih juara 1 dalam lomba Penjor perdana yang digelar Desa Adat Kapal, Rabu (1/10). Lomba ini dilaksanakan serangkaian Aci Tabuh Rah Penganggon atau Perang Tipat Bantal pada Purnama Kapat, Senin (6/10).
Dalam kesempatan tersebut, undagi sekaligus konseptor penjor, I Kadek Artana atau akrab disapa Dwen Penjor, mengungkapkan tema karya mereka kali ini adalah Ririg Ringgit. Inspirasi diambil dari aktivitas Pasar Yadnya yang berada di lingkungan Banjar Peken Baleran, yang menyediakan beraneka ragam jejahitan untuk kebutuhan upacara.
“Ririg berarti deretan, sedangkan Ringgit berarti jejahitan. Kami ingin menghadirkan konsep penjor yang memadukan sarana upacara dengan motif-motif terbaru,” ujarnya.

Dwen menambahkan, bagian tersulit dari garapan ini ada pada konsep pewarnaan dengan teknik cat kompresor, serta detail janur dan kolong-kolong yang dikolaborasikan dengan inovasi jejahitan kekinian. Proses pembuatan penjor dimulai sejak nuasen pada 7 September lalu, hingga penancapan penjor di area Pura Desa dan Puseh Desa Adat Kapal pada akhir September.
Ketua ST Bhakti Karya, I Putu Hery Pramana (25), menyebut kemenangan ini menjadi kebanggaan sekaligus pengalaman berharga.
“Kami ingin menampilkan karya terbaik demi nama ST dan banjar. Tahun ini kami hadirkan penjor berukuran big size. Terima kasih kepada Dwen Penjor yang tetap berkarya walaupun sudah menjadi krama banjar, namun tetap memberi kontribusi besar bagi ST,” ujarnya.
Meski menghadapi kendala, termasuk keterbatasan waktu akibat kesibukan anggota yang bekerja dan kuliah, serta harga ental yang naik dan sulit didapat, ST Bhakti Karya tetap berhasil menuntaskan penjor sesuai target. Mereka menggunakan ental pilihan untuk menghasilkan janur berkualitas.
Jenis penjor yang dilombakan adalah penjor hias, dengan dominasi warna coklat, coklat muda, oranye, oranye muda, dan kuning. Tinggi keseluruhan penjor mencapai 2,19 meter, dengan penggunaan 10 gabung ental.
Dwen Penjor menegaskan, lomba ini diharapkan menjadi wadah kreativitas sekaligus mempererat kekompakan pemuda dan pemudi banjar.

“Perkembangan penjor warna saat ini memang sedang tren, terlihat elegan dan inovatif. Namun jangan sampai melupakan pakem utama penjor, yaitu menghadirkan pala bungkah, pala gantung, dan pala wija sebagai simbol hasil bumi,” tegasnya.
Dengan raihan juara pertama ini, ST Bhakti Karya optimistis bisa terus menjaga semangat dan kreativitas generasi muda dalam melestarikan budaya perpenjoran. *m03
Komentar