Penanaman Pohon Kelapa di Pesisir Pantai Tanjung Benoa Tuai Protes
MANGUPURA, NusaBali - Penanaman pohon kelapa di sepanjang pesisir Pantai Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung mendapat protes dari masyarakat adat setempat.
Masyarakat adat khawatir penanam pohon kelapa berpotensi mengarah pada penyerobotan ruang publik.
Bendesa Adat Tanjung Benoa, I Made Wijaya, mengungkapkan telah memberikan surat teguran agar pohon-pohon tersebut segera dipindahkan. “Jadi sebenarnya sudah kita surati, agar memindahkan pohon-pohon kelapa yang ditanam itu. Dalihnya melestarikan, tapi ini adalah penguasaan fisik yang sekarang ini sedang ramai dibicarakan di pemerintahan Kabupaten Badung,” ujarnya, Senin (6/10).
Pria yang akrab disapa Yonda itu menilai para investor semestinya turut menjaga keberlangsungan ruang publik, bukan malah mempersempit akses warga atas nama pelestarian lingkungan. Bila ditemukan tanda-tanda penyerobotan, dia mengatakan akan mendesak pihak berwenang untuk bertindak tegas.
“Harus ada keseimbangan antara investasi dan kepentingan masyarakat. Tidak boleh ada yang merasa kebal hukum hanya karena punya modal besar,” tegas Yonda.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua II DPRD Badung, menyebut lokasi yang kini ditanami pohon kelapa memiliki nilai sosial yang tinggi bagi warga Tanjung Benoa. Area tersebut kerap dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan masyarakat, mulai dari lomba Agustusan hingga olahraga pantai seperti sepak bola. Dia menilai hal tersebut seharusnya dapat dipahami dan dihormati oleh para investor, bukan malah melakukan tindakan yang berpotensi menghilangkan tradisi masyarakat. Persoalan ini pun kini tengah menjadi sorotan di tingkat Pemkab Badung. Pihaknya berharap ada tindakan cepat dan tegas agar garis pantai Tanjung Benoa tetap terbuka dan dapat dinikmati semua kalangan seperti sedia kala.
“Seharusnya dapat dipahami dan dihormati oleh para investor, bukan malah melakukan tindakan yang berpotensi menghilangkan tradisi masyarakat. Jadi dari sudut pandang saya selaku wakil rakyat, ini (penyerobotan) sudah tidak bisa direspon positif, karena selain melakukan penguasaan fisik, ini juga merupakan upaya peniadaan tradisi,” tegas Yonda. 7 ol3
Komentar