PDIP Komitmen Meneguhkan Kedaulatan Rakyat atas Tanah
JAKARTA, NusaBali - Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan berkomitmen untuk meneguhkan kedaulatan rakyat atas tanah dan Pancasila melalui gerakan kebudayaan desa.
“Desa adalah rahim peradaban Indonesia. Menoleh ke desa bukan berarti mundur, tetapi memastikan langkah kita ke depan tetap berpijak di atas tanah yang adil, lestari, dan berdaulat,” kata Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kebudayaan Rano Karno dalam keterangan diterima di Jakarta, Senin (6/10).
Atas komitmen tersebut, BKN PDI Perjuangan meluncurkan Festival Desa ke-5 di Taman Suropati, Jakarta, Sabtu (4/10) di tengah meningkatnya ketimpangan lahan, krisis ekologis, dan pudarnya hubungan rakyat dengan akar budayanya. Rano mengatakan Festival Desa tersebut sebagai ruang kebudayaan rakyat yang hidup dari gotong royong. Mengusung tema ‘Di Atas Tanah Kita Berdiri, Dari Desa Kita Mengakar’, festival tersebut menjadi seruan ideologis untuk meneguhkan kembali kedaulatan rakyat atas tanah bahwa kemakmuran dan keadilan sosial hanya bisa tumbuh jika bangsa ini berdamai dengan akar, sejarah, dan nilai-nilai kemanusiaannya sendiri.
Rano juga mengutip pesan Presiden pertama RI Soekarno alias Bung Karno. “Dengan merawat desa, kita sedang merawat Indonesia. Dari tanah yang kita pijak dan akar budaya yang kita rawat, bangsa ini menegaskan diri sebagai negeri yang berdaulat, berbudaya, dan berpihak kepada rakyat,” katanya.
Lebih dari sekadar ajang seni, Festival Desa ke-5 itu lahir dari kesadaran politik kebudayaan bahwa bangsa yang tercerabut dari tanahnya akan kehilangan jati diri dan arah perjuangan. Di tengah lebih dari 2.400 konflik agraria yang tercatat Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) dalam lima tahun terakhir, festival tersebut menghidupkan kembali pesan Bung Karno dalam Pasal 33 UUD 1945, UUPA 1960, Pancasila, dan Trisakti bahwa tanah bukan sekadar sumber ekonomi, tetapi simbol kedaulatan rakyat dan alat perjuangan menuju kemakmuran bersama. Melalui karya, rakyat diajak membumikan kembali gagasan keadilan sosial dalam bentuk yang paling membumi, yakni seni dan budaya desa.
Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemuda dan Olahraga My Esti Wijayati mengatakan generasi muda perlu memahami kembali Pancasila dari akar kehidupan rakyat. “Pancasila tidak berhenti di ruang kelas atau seremoni. Ia hidup di sawah, di pasar, di jalan-jalan desa tempat solidaritas tumbuh alami,” ungkap Esti.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Desa ke-5 Ibrahim Rusli Jr menjelaskan tema agraria juga mencerminkan ekspresi syukur dan cinta tanah air. “Melalui karya seni, kita belajar menjaga bumi, menghormati tanah, dan mencintai negeri ini dari akar yang paling dalam: desa,” katanya.
Festival Desa ke-5 juga menghadirkan lomba video kreatif dan lomba puisi berdurasi 7-15 menit, dengan filosofi pitulungan (pertolongan) sebagai simbol gotong royong. Sejak 2021, Festival Desa telah melibatkan lebih dari 1.200 peserta dengan 600 karya terkurasi dan 60 pemenang nasional.7ant
Komentar