nusabali

Longsor di Demulih, 30 KK Terisolasi

  • www.nusabali.com-longsor-di-demulih-30-kk-terisolasi

Saluran PDAM juga terkubur longsor, hingga sebagian warga Desa Demulih, Kecamatan Susut, Bangli kesulitan air bersih.

BANGLI, NusaBali
Bencana tebing longsor terjadi di jalan menuju Pura Pucak Demulih, Desa Pakraman Demulih, Kecamatan Susut, Bangli, Rabu (18/10) siang. Akibatnya, 30 kepala keluarga (KK) terisolasi, karena hingga Kamis (19/10) material longsoran masih menutupi badan jalan.

Tebing setinggi 40 meter yang berada di sebelah barat jalan menuju Pura Pucak Demulih ini longsor saat hujan lebat, Rabu siang sekitar pukul 13.00 Wita. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana ini, karena saat tebing longsor, suasana di lokasi sedang sepi.

Rumah keluarga I Nengah Jawa, 60, yang berada tepat di sebelah timur tebing longsor juga selamat dari terjangan material longsoran. Namun, Palinggih Tugu Karang di rumah Nengah Jawa hancur hingga rata dengan tanah. Selain itu, saluran air PDAM juga tertimbun. Hingga Kamis kemarin, material longsoran masih menggunung menutupi jalan menuju Pura Pucak Demulih ke arah utara. 

Kepala Desa (Perbekel) Demulih, I Nyoman Wijana, gara-gara tebing longsor, sekitar 30 KK warga berjumlah 80 jiwa kini terisolasi. Warga yang terisolasi ini berada di sebelah utara titik longsor. Mereka tidak bisa melintas keluar masuk tempat tinggalnya yang berada di wilayah Banjar Demulih menggunakan kendaraan. Mereka harus memutar melawati jalan-jalan setapak di tegalan warga dengan jalan kaki untuk pergi bekerja, berbelanja, maupun ke sekolah bagi kalangan siswa.

Selain itu, kata Perbekel Nyoman Wijana, saluran air PDAM juga tertimbun longsor. Sebab, keran air PDAM berada tepat di bawah timbunan longsor. “Untuk mendapatkan air bersih, buat sementara warga mencari di rumah warga-warga lainnya yang dalam kondisi aman," papar Wijana, Kamis kemarin.

Menurut Wijana, pihaknya sudah melaporkan longsor di Desa Demulih yang menyebabkan 30 KK terisolasi ini kepada Camat Susut, AA Bintang, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangli. Sedangkan petugas Dinas Pekerjaan Umum Bangli sudah sempat terjun ke lokasi longsor, Kamis kemarin, dengan membawa beralatan loader. "Tapi, loader tidak pas untuk melakukan evakuasi metarial longsor. Makanya, hari ini material belum bisa disingkirkan," papar Wijana.

Camat Susut, AA Bintang, juga sudah terjun ke lokasi longsor, Kamis kemarin, untuk mengecek situasi. "Kami masih menunggu peralatan eskavator untuk pengerukan tanah material longsoran. Rencananya, besok (hari ini) peralatan eskavator akan dikerahkan Dinas PU," jelas Camat Gung Bintang.

Sementara, warga yang tinggal di lokasi longsor, Nengah Jawa, mengatakan bersukur rumahnya selamat dari terjangan material longsor. Nengah Jawa mengisahkan, saat bencana longsor tejadi, Rabu siang sekitar pukul 13.30 Wita, dia berada di rumahnya yang berlokasi di sebelah timur tebing bersama sang istri, Ni Nengah Srina, 55, dan cucunya. Kala itu, mereka ngumpul di dalam rumah, karena kondisi hujan deras.

Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh. Setelah dicek, tebing di sebelah barat rumahnya sudah longsor ke arah timur dengan lebar 10 meter. "Syukur, rumah kami tidak dihantam longsor, karena berada di sebelah timur jalan. Hanya Palingguh Tugu Karang yang hancur. Tapi, kami khawatir nanti terjadi longsor susulan," cerita Nengah Jawa kepada NusaBali di lokasi longsor, Kamis kemarin.

*.Pura Taman Bagendra di Desa Pakraman Jelantik, Desa Apuan, Kecamatan Baturiti, Tabanan pasca porakporanda ditimpa pohon Bunut roboh, Kamis (19/10). -DESAK

Sementara itu, pohon Bunut ukuran besar roboh menimpa Pura Taman Bagendra di Banjar Jelantik, Desa Apuan, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Rabu (18/10) malam. Akibatnya, enam bangunan suci (palinggih) di Pura Taman Bagendra hancur, yakni Bale Paruman, Bale Panggungan, Pelinggih Pamendak Agung, Bale Puwaregan, Bale Gong, dan Apit Surang. Selain itu, tembok penyengker pura juga ambruk sepanjang 10 meter.

Bendesa Pakraman Jelantik, AA Giri Putra, 52, mengatakan pohon Bunut setinggi 30 meter dengan diameter 3 meter yang berada di sisi timur Pura Taman Bagendra ini pungkat (roboh sampai tercerabut akarnya) ke arah barat, Rabu malam sekitar pukul 21.00 Wita, setelah diguyur hujan lebat. Malam itu juga, Giri Putra bersama Kelian Dinas Banjar Jelantik I Kadek Budi dan Pamangku Pura Taman Bagendra, Jro MangkuI Gusti Nyoman Arcana Subawa, 40, terjun ke lokasi.

"Kami bertiga terkejut melihat bangunan di pura hancur tertimpa pohon,” papar Giri Putra saat ditemui NusaBali di Pura Taman Badendra, Kamis kemarin. Enam bangunan yang hancur di Pura Taman Bagendra, kata Giri Putra, sebetulnya baru direnovasi setahun lalu. Petaka pohon roboh ini terjadi hanya dua pekan setelah pujawali di Pura Taman Bagendra pada Purnamaning Kapat, 5 Oktober 2017 lalu.

Pura Taman Bagendra diempon oleh krama Desa Pakraman Jelantik berjumlah 217 KK. Ketika ada upacara piodalan di Pura Kahyangan Tiga, Ida Batara selalu masucian ke Pura Taman Bagendra, karena di sini merupakan Beji satu pancuran. Hingga Kamis kemarin, pohon roboh yang menghancurkan Pura Taman Bagendra belum dievakuasi. “Kami masih menunggu bantuan dari BPBD Tabanan. Kami juga akan kerahkan krama untuk membersihkan sebisanya dulu," papar Bendesa Giri Putra. 

Sedangkan Jro Mangku Gusti Nyoman Arcana Subawa menyatakan ada keajaiban di balik petaka pohon roboh di Pura Taman Bagendra. Keajaiban itu menyangkut Palinggih Arca, yang selamat dari kehancuran. Padahal, Bale Panggungan yang bersebelahan dengan Palinggih Arca ini hancur. Palinggih Arca ini berisi Lingga Yoni di atasnya. "Pohonnya tumbang hanya beberapa sentimeter dari Palinggih Arca. Ini agak ajaib," beber Jro Gusti Nyoman Mangku Arcana Subawa. 7 e,d

Komentar