nusabali

BMKG: Waspadai Longsor dan Banjir

Sebagian Wilayah Bali Sudah Masuki Musim Penghujan

  • www.nusabali.com-bmkg-waspadai-longsor-dan-banjir

MANGUPURA, NusaBali - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengingatkan pemerintah dan masyarakat agar waspada dengan tanah longsor dan banjir, menyusul telah memasuki awal musim hujan 2025-2026 sejak September dan berlanjut pada Oktober hingga November mendatang.

Hujan mulai turun di sejumlah wilayah Bali, seperti dari pantauan wilayah Badung, Denpasar, hingga Klungkung yang diguyur hujan lebat dari sore hingga malam hari pada Senin (29/9). 

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Bali, Aminudin Al Roniri menjelaskan bahwa prediksi awal musim hujan tahun ini mencakup 20 Zona Musim (ZOM) di Bali. Dari total tersebut, sebanyak 1 ZOM atau sekitar 5 persen wilayah sudah memasuki musim hujan sejak September dasarian III, meliputi Bangli bagian selatan, Karangasem bagian selatan, dan Klungkung bagian utara. “Selanjutnya, ada 9 ZOM atau 45 persen wilayah yang diperkirakan masuk awal musim hujan. Diprediksi terjadi pada Oktober dasarian I hingga III. Kemudian ada 10 ZOM atau 50 persen awal musim hujan diprediksi terjadi pada November dasarian II hingga III,” ujarnya saat ditemui dalam agenda sosialisasi prakiraan awal musim hujan di Kuta, Badung, pada Selasa (30/9) pagi. 

Untuk periode Oktober, hujan diperkirakan mengguyur sebagian besar wilayah Jembrana, yakni Jembrana bagian barat dan timur; Buleleng bagian tengah, barat, dan selatan; Tabanan bagian barat, utara, dan tengah; Badung bagian utara dan tengah; Karangasem bagian barat; Bangli bagian tengah dan selatan; dan Gianyar bagian utara, tengah, dan selatan.

Sementara itu, pada November, awal musim hujan diprediksi terjadi di wilayah Jembrana bagian barat; Buleleng bagian barat, utara, timur, dan tenggara; Bangli bagian utara, tengah, dan timur; Karangasem bagian utara, barat, timur, tengah, dan selatan; Gianyar bagian selatan; Klungkung bagian selatan; Tabanan bagian selatan; Badung bagian selatan; Kota Denpasar; dan Pulau Nusa Penida.

Aminudin menjelaskan jika dibandingkan dengan periode klimatologis 1991 hingga 2020, sebanyak 6 ZOM diprediksi memiliki awal musim hujan sama dengan rata-ratanya, 8 ZOM lebih cepat  atau maju, dan 6 ZOM lainnya lebih lambat. 

Dari sisi sifat hujan, pihaknya memperkirakan sebanyak 15 ZOM di Bali berada pada kategori normal. Wilayah yang termasuk dalam kategori ini mencakup Jembrana; Buleleng bagian barat, selatan, tengah, dan tenggara; Tabanan bagian barat, utara, tengah, dan selatan; Badung bagian utara, tengah, dan selatan; Gianyar bagian utara, tengah, dan selatan; Bangli bagian utara, tengah, timur, dan selatan; Karangasem bagian barat, tengah, timur, dan selatan; Klungkung bagian utara dan selatan; dan Kota Denpasar. “Sedangkan 5 ZOM lainnya kami prediksi Atas Normal, meliputi wilayah Buleleng bagian utara dan timur; Tabanan bagian tengah; Badung bagian tengah; Bangli bagian selatan; Karangasem bagian barat dan utara; Gianyar bagian selatan; dan Pulau Nusa Penida,” ujarnya sembari mengatakan puncak musim hujan terjadi di bulan Januari dan Februari. “Pemerintah daerah, institusi terkait, masyarakat diharapkan waspada dan antisipatif terhadap potensi dampak musim hujan tahun ini, terutama di wilayah yang rawan banjir dan tanah longsor,” imbuh dia.

Dalam kesempatan yang sama, KaPokja Manajemen Data Meteorologi dan Klimatologi, I Nyoman Gede Wiryajaya selaku Ketua Panitia mengatakan jika sosialisasi dilaksanakan selama satu hari dengan menghadirkan berbagai pemangku kepentingan sebagai peserta. “Kegiatan ini kami harap mampu menjadi sarana diskusi, koordinasi, dan kolaborasi antar stakeholder terkait dalam menghadapi potensi dampak musim hujan, khususnya risiko bencana hidrometeorologi di Bali,” pungkasnya. *ol3

Komentar