nusabali

Limbah Padas dan Pohon Enau Dikreasi Jadi Barang Antik

  • www.nusabali.com-limbah-padas-dan-pohon-enau-dikreasi-jadi-barang-antik

Diolah dan dikreasi menjadi barang antik,  limbah batu padas dan pohon jaka / enau menjadi sumber duit atau pendapatan.

DENPASAR, NusaBali 
Pasalnya, produk olahan batu padas dan pohon disukai banyak orang. Bukan saja wisatawan mancanegara (wisman),  tapi juga wisatawan nusantara atau domestik .

Hal itu terlihat di Banjar Mawang Klod Desa Mawang  Kecamatan Ubud (Gianyar). Adalah I Wayan Redet, salah seorang warga  setempat  mengolah limbah padas dan pohon enau  jadi barang bernilai ekonomis.  Limbah batus padas  dipahat menjadi patung antik, sedang limbah pohon jaka dipotong-potong dibentuk jadi sarang  lebah. “Orang Bali menyebutnya kungkungan,” cerita Redet, Selasa (18/10),

Limbah padas diambil Redes di Tukad Wos, sekitar 200 meter  ke arah barat dari rumahnya di Banjar Mawang  Klod. Hampir tiap hari dia naik turun tebing sungai curam Wos mengambil bongkahan limbah padas. Limbah padas tersebut dipahat Redes untuk menjadi beragam wajah topeng padas, yang  terlihat antik, unik naif dan lucu. Banyak yang menyukai, mulai dari  wisatawan  sampai dengan warga  umum.

“Dulu sempat diborong  seratusan biji oleh turis,”  kata  Redet ditemani  I Watyan Nama, anak semata wayangnya.

Kebanyakan patung  antik  limbah padas dijadikan  dekorasi  lingkungan. Dintaranya akomodasi wisata dan perumahan. Satu patung dengan harga Rp 50 Ribu sampai Rp 200 ribu. “Tergantung ukurannya,” lanjut  Redet .

Berbeda dengan limbah padas yang menjadi patung maupun topeng padas,  limbah kayu  enau dijadikan kungkungan atau sarang  lebah.  Batang jaka dipotong pendek  sepanjang  45 cm.  Potongan berbentuk slinder  kemudian dilapisi atau dikuliti ijuk dengan rapi. Pada kedua ujung silinder ditutup dengan batok kelapa, sebagai  katup. Katup ini diberi lubang pada bagian tengah, sebagai jalan lebah keluar masuk.

“Ada saja permintaan,”  kata  Redet.  Sama dengan  patung limbah padas, sarang tawon atau kungkungan dari limbah pohon enau  juga digandrungi  banyak kalangan. Tidak sedikit warga lokal yang membelinya.

Wisatawan asing juga banyak yang suka. Turis asal Belanda pernah membeli dikirim ke negaranya.  Harga kungkungan sarang  lebah  ‘made in’ I Ketut Redet antara Rp 250 ribu sampai Rp 500 ribu. Kungkungan harga Rp 500 ribu sudah ‘ngenenin’ (sudah disarangi) lebah, sehingga  besar peluang mendapatkan madu alam.

“Usaha saya ini sudah lama lebih dari sepuluh  tahun,”  cerita  Redet samhil menyebut  I Made Regeg, almarhum ayahnya  sebagai figur yang menginspirasi dan melatihnya dengan  keras, melakoni seni  khususnya seni ukir mengukir kayu dan padas.  *K17.

Komentar