nusabali

Jalan ASDP Menopang Pariwisata dan Ekonomi Bali Utara

  • www.nusabali.com-jalan-asdp-menopang-pariwisata-dan-ekonomi-bali-utara

SINGARAJA, NusaBali - Akhir Juni 2025 lalu, Naufal Haqi (28) kembali mengunjungi Pulau Bali. Ia berangkat dari Kota Surabaya menggunakan kereta api ke Stasiun Ketapang di Banyuwangi. Tiba di ujung timur Pulau Jawa itu, ia berjalan kaki ke Pelabuhan Ketapang yang jaraknya cukup dekat. Lalu memesan tiket penyeberangan secara online lewat aplikasi Ferizy.

“Kami berupaya mengoptimalkan konektivitas kawasan wisata melalui konsep Triple B yang akan mempermudah akses wisatawan ke beberapa destinasi unggulan,” ucap Dody. Lewat konektivitas itu, Dinas Pariwisata Buleleng optimis mencapai target kunjungan 1,7 orang wisatawan hingga akhir tahun 2025.

Pengamat pariwisata Bali, Dr Nyoman Dini Andini SST.Par, M.Par menekankan pentingnya jalur penyeberangan Ketapang–Gilimanuk sebagai salah satu pintu masuk utama wisatawan ke Bali. Menurutnya, penyebErangan laut yang dikelola PT ASDP Indonesia Ferry ini terbukti memudahkan mobilitas wisatawan, terutama wisatawan nusantara.

“Saat musim liburan sekolah misalnya, sering terlihat kendaraan dari Malang dan Surabaya, yang mendominasi. Wisatawan ini datang bersama keluarga menggunakan kendaraan pribadi, menyeberang lewat Pelabuhan Gilimanuk lalu langsung menuju Buleleng,” jelasnya.

Ia mencontohkan Pulau Menjangan yang tetap ramai dikunjungi saat pandemi lalu, meski harga paket wisata di sana relatif tinggi. Hal itu, lanjut dia, karena aksesnya mudah dijangkau lewat Gilimanuk dan memberikan pengalaman berbeda dengan “The Real Bali” yang dicari wisatawan.

Di sisi lain, pemerintah daerah mendorong program wisata berbasis konektivitas agar arus kunjungan tidak hanya terpusat di Bali selatan. Meski demikian, Dini menilai masih terdapat kendala. Misalnya ketiadaan transportasi umum terintegrasi yang menyulitkan wisatawan. Menurutnya, kolaborasi dengan pemerintah daerah diperlukan untuk mengembangkan infrastruktur pendukung di kawasan pelabuhan.

“Kalau akses laut sudah baik, yang perlu diperkuat adalah transportasi darat. Wisatawan yang sudah menyeberang ke Gilimanuk harus nyaman menuju Buleleng atau desa wisata. Dengan pola stopover di titik-titik tertentu, wisatawan akan lebih mudah menjangkau destinasi. Sehingga konektivitas laut dan darat bisa berjalan seimbang,” kata dosen pariwisata Undiksha Singaraja ini.

Manajer Usaha ASDP Pelabuhan Gilimanuk, Ryan Dewangga, menyampaikan bahwa PT ASDP Indonesia Ferry berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan sektor pariwisata.

Komitmen tersebut diwujudkan dengan pendekatan menyeluruh, mulai dari penyediaan transportasi, pengembangan kawasan wisata, hingga penguatan konektivitas nasional. Hal ini sejalan dengan semangat “Bangga Menyatukan Nusantara” yang diusung.

“Lewat jaringan yang luas, ASDP membantu membuka akses ke berbagai destinasi wisata ikonik dan menarik, memperlancar logistik, dan meningkatkan mobilitas wisatawan. Output-nya dapat menggerakkan ekonomi lokal dan nasional, khususnya pada lintasan Ketapang-Gilimanuk yang menjadi pintu penghubung Jawa dan Bali,” jelas dia.

ASDP mencatat sepanjang tahun 2024 sebanyak 7,31 juta pengguna jasa menyeberang pada lintasan Ketapang–Gilimanuk. Lalu pada periode Januari hingga Juli 2025 tercatat 4,5 juta pengguna jasa. “Angka ini membuktikan bahwa ASDP memiliki peran strategis sebagai penghubung utama Jawa–Bali, yang berdampak langsung pada mobilitas masyarakat, pariwisata, dan pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah,” jelasnya.

Saat ini penyeberangan Ketapang–Gilimanuk dilayani sekitar 53 kapal aktif, dengan rata-rata 28 kapal beroperasi setiap hari. Armada tersebut terbagi di dua dermaga, yakni 15 kapal di dermaga Moveable Bridge (MB) dan 13 kapal di dermaga Landing Craft Mechanized (LCM). “Operasional berlangsung 24 jam penuh, dengan masing-masing kapal rata-rata delapan kali perjalanan per hari,” kata Ryan.

Lewat komitmen transformation for growth, ASDP menghadirkan sejumlah inovasi untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan seperti layanan tiket digital Ferizy. Diluncurkan sejak 2020, Ferizy kini bukan hanya kanal pemesanan tiket secara daring, melainkan juga tulang punggung sistem manajemen perjalanan yang dikelola ASDP.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry, Shelvy Arifin mengatakan, Ferizy berperan penting dalam manajemen penumpang, khususnya di lintasan padat seperti Ketapang–Gilimanuk. “Lebih dari 70 persen proses operasional kami sudah terdigitalisasi, mulai dari pembelian tiket, check-in, validasi manifest, hingga pemantauan pergerakan kendaraan dan penumpang secara real-time. Ini memungkinkan pelayanan yang jauh lebih efisien dan akurat,” ujar dia dalam keterangan resmi.

Efektivitas Ferizy pun terbukti saat puncak Angkutan Lebaran 2025 lalu. Sistem ini mendukung kelancaran pergerakan lebih dari 2 juta penumpang dalam dua pekan. Aplikasi ini turut menunjang pengguna jasa ASDP selama periode libur panjang 29–31 Mei 2025 di lintasan Ketapang–Gilimanuk. Tercatat 116.625 penumpang menyeberang dari Jawa ke Bali bersama 32.959 unit kendaraan. 7 mzk

Komentar