Wakil Walikota Arya Wibawa Bahas Penanganan Sampah di Urban Social Forum
DENPASAR, NusaBali - Wakil Walikota I Kadek Agus Arya Wibawa memaparkan berbagai upaya penanggulangan sampah di Kota Denpasar yang salah satu fokusnya adalah optimalisasi pengelolaan sampah berbasis sumber, termasuk tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R), teba modern, bank sampah, dan pusat komposting.
Selain itu, Pemkot Denpasar juga mendukung program waste to energy sebagai solusi jangka panjang.
Hal itu dikemukakan Wawali Arya Wibawa saat membuka sekaligus menjadi keynote speaker 11th Urban Social Forum (USF) yang digelar di Aula Universitas Warmadewa, Denpasar, Sabtu (30/8).
Kegiatan yang dibuka dengan pemukulan kul-kul ini dihadiri Rektor Universitas Warmadewa (Unwar) Prof I Gde Suranaya Pandit, Direktur Eksekutif Yayasan Kota Kita Ahmad Rifai.
Wawali Arya Wibawa menegaskan permasalahan yang dihadapi saat ini adalah penanganan sampah. Untuk itu generasi muda diharapkan juga ikut berperan dalam melaksanakan pemilahan sampah di lingkungan masing-masing, tak terkecuali di lingkungan keluarga dan institusi pendidikan.
Dikatakannya, Pemkot Denpasar saat ini sedang gencar melaksanakan program teba modern sebagai solusi penanganan sampah organik berbasis sumber. Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga, banjar, dan fasilitas umum lainnya. Teba modern merupakan tempat pengolahan sampah organik dengan konsep penampungan sedalam 2 meter yang dilengkapi dengan tutup untuk memasukkan sampah.
Program ini menekankan pentingnya pemilahan sampah organik di rumah tangga sebelum dimasukkan ke dalam teba modern. Sampah organik yang dimasukkan ke dalam teba modern akan terurai secara alami oleh mikroorganisme dalam waktu beberapa bulan, menghasilkan pupuk kompos. Dengan demikian teba modern membantu mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA, menghasilkan pupuk organik, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah.
“Dengan adanya program teba modern, diharapkan pengelolaan sampah di Denpasar menjadi lebih efektif dan berkelanjutan, serta berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat,” kata Wawali Arya Wibawa.
Direktur Eksekutif Yayasan Kota Kita Ahmad Rifai mengatakan USF diinisiasi oleh Yayasan Kota Kita di tahun 2013, berangkat dari sebuah kegelisahan tentang gerakan masyarakat sipil perkotaan yang cenderung terkotak-kotak berdasarkan sektor dan letak geografis. USF hadir sebagai sebuah komitmen untuk pengadaan ruang terbuka di mana masyarakat sipil dan warga dari berbagai latar belakang dapat bertemu, berdiskusi, dan berjejaring.
Beberapa hal yang diharapkan dapat menjadi keluaran kegiatan ini adalah suatu kesadaran bahwa permasalahan, hingga aksi di kota adalah saling terkait, saling memengaruhi satu sama lain, interseksional, dan perubahan dapat dimulai dengan usaha membangun imaji bersama tentang kota yang diidam-idamkan bersama; inklusif, manusiawi, dan lestari. Visi tersebut dituangkan lewat pernyataan, yang merupakan tema besar USF dari tahun ke tahun, ‘Another City is Possible!’.
”Diperlukan ruang bagi masyarakat sipil untuk bersolidaritas dan menghasilkan banyak ide dalam menghadapi masalah di perkotaan. Maka dari itu, forum ini digelar sebagai wadah untuk mencapai tujuan bersama,” kata Ahmad Rifai. 7 bin
1
Komentar