nusabali

Ibu dan Anak Tewas Terpanggang

  • www.nusabali.com-ibu-dan-anak-tewas-terpanggang

Cucu korban yang tidur bersama pembantu rumah tangga selamat dari maut berkat Satpam Ketut Muliawan.

Kebakaran Maut Rumah Bos Dealer Motor 63 di Singaraja 

SINGARAJA, NusaBali
Kebakaran maut menimpa rumah bos Dealer Motor 63, Liang Sanjaya Putra alias Aliang, 50, di Jalan WR Supratman Nomor 29 Singaraja, kawasan Kelurahan Penarukan, Kecamatan Buleleng, Rabu (11/10) dinihari. Musibah ini bukan hanya menghanguskan seisi rumah termasuk sebuah mobil, namun juga menyebabka dua korban tewas terpanggang.

Dua korban tewas dalam kebakaran maut yang terjadi Rabu dinihari pukul 00.30 Wita itu masing-masing Ketut Kimawati, 75 (ibunda dari Liang Sanjaya) dan Anik Meliani, 46 (adik kandung Liang Sanjaya). Keduanya tewas terpanggang di dalam kamar mandi. Saat musibah terjadi, Liang Sanjaya dan istrinya tidak ada di rumah, karena bos Dealer Motor 63 ini tinggal di tempat berbeda. 

*.Kedua korban semasih hidup Ketut Kimawati (kiri) dan Anik Meliani (kanan). -LILIK

Sedangkan yang berada di rumah yang terbakar malam itu berjumlah lima orang. Tiga dari mereka berhasil menyelamatkan diri. Ketiga korban selamat masing-masing Ketut Maliawan, 46 (pria asal Lingkungan Tegal Mawar, Kelurahan Banjar Bali, Kecamatan Buleleng yang bertugas sebagai Satpam di rumah korban), Ni Nengah Tunjung, 42 (pembantu rumah tangga asal Lingkungan Kebon Sari, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Buleleng), dan Hanna Suila Agustin, 12 (cucu dari pemilik rumah, Liang Sanjaya).

Belum diketahui, apa penyebab kebakaran maut yang merenggut dua nyawa perempuan sepuh ini. Muncul dugaan kebakaran dipicu ledakan kompor berikut tabung gas kecil yang biasa dibawa kemah. Pasalnya, api awalnya muncul dari ruang tamu di mana kompor terebut berada.

Saksi pertama yang mengetahui kebakaran maut ini adalah Ketut Muliawan, korban selamat yang telah 14 tahun bekerja sebagai Satpam di rumah keluarga Liang Sanjaya. Maliawan menceritakan, awalnya dia datang ke lokasi untuk menjalankan tugas rutin sebagai Satpam, Selasa (10/10) malam pukul 20.30 Wita.

Seperti biasa, begitu tiba di rumah majikannya, Muliawan langsung duduk di bale bengong di depan rumah. Ketika datang malam itu, Muliawan menyaksikan kedua majikannya yang akhirnya tewas terbakar, Ketut Kimawati dan Anik Meliani, belum tidur. “Saat itu, Ibu Kimawati masih nonton TV di ruang tamu. Sedangkan anaknya, Ibu Anik, masih mengecek nota-nota di meja kerjanya,” ungkap saksi Muliawan di lokasi TKP, Rabu kemarin.

Muliawan mengisahkan, selama ini memang hanya 4 orang yang tinggal di rumah majikannya tersebut, yakni Ketut Kimiawati, Anik Meliani, dan Hanna Suila Agustin (bocah perempuan berusia 12 tahun yang notabene cicit dari Ketut Kimiawati), serta Nengah Tunjung (pembantu). Dua korban yang hangus terbakar tidur di dua kamar berbeda yang ada di bangunan utama. Sedangkan bocah Hanna Agustina tidur di kamar belakang bersama Nengah Tunjung.

Menurut Muliawan, awalnya tidak ada gejala mencurigakan. Tiba-tiba, dinihari sekitar pukul 00.30 Wita, saat seluruh penghuni rumah sudah tidur lelap, saksi Muliawan yang saat itu masih berjaga di bale bengong sambil memainkan HP, dikejutkan suara suara ledakan dari arah ruang tamu. Setelah dicek arah sumber suara, ternyata terlihat api sudah berkobar menyambar ruang tamu.

Dalam kondisi panik, Muliawan langsung berlari ke luar rumah seraya berteriak minta tolong. Namun, karena situasi saat itu sudah sepi, Muliawan pun kembali ke dalam rumah untuk menyelamatkan yang masih bisa di selamatkan. Saat itu, api sudah berkobar hebat menghanguskan korden ruang dan mulai merembet ke bangunan belakang serta garase. 

“Saya coba buka pintu depan dan belakang, tapi tidak bisa karena terkunci,” kenang Satpoam berusia 46 tahun ini. Sampai akhirnya Muliawan mendengar jeritan pembantu rumah tangga, Nengah Tunjung, yang tidur bersama bocah Hanna Agustin di kamar belakang. Maliawan pun memberanikan diri mengevakuasi kedua perempuan tersebut, hingga selamat dari maut.

Setelah mengevakuasi pembantu dan cucu majikannya, Maliawan sempat kembali ke dalam rumah. Saat itu, dia mendengar teriakan majikannya, Anik Meliani, dari dalam rumah utama. “Habis itu, terdengar lagi suara ledakan susulan sebanyak dua kali dan terakhir dari arah kebun belakang, setelah api merembet kesana,” papar Muliawan.

Karena api berkobar hebat, Maliawan tidak dapat berbuat apa. Kedua majikannya terkurung di dalam rumah bangunan utama, tanpa bisa diselamatkan. Beberapa menit kemudian, barulah datang 15 unit mobil pemadam dari Dinas Pemadam Kebakaran Buleleng untuk memadampak api. Setelah berjuang selama 2 jam lebih, api bari bisa dipadamkan dinihari sekitar pukul 02.50 Wita.

Begitu api dipadamkan, polisi bersama petugas PMI dan warga langsung mengevakuasi dua korban yang tewas terpanggang, Ketut Kimawati dan Anik Meliani. Kedua korban ditemukan tewas terpanggang di kamar mandi. Diduga kuat, keduanya berlari ke kamar mandi yang tembus dari dua kamar tidur, untuk menyelamatkan diri, namun gagal.

Mayat Ketut Kimawati, perempuan sepuh berusia 75 tahun, ditemukan dalam kondisi duduk dengan lutut tertekuk dan bersandar di bak mandi menghadap ke selatan. Sedangkan mayat anaknya, Anik Meliani, yang belum menikah hingga usia 46 tahun, ditemukan dalam kondisi telentang di kamar mandi dengan posisi kepada mengarah ke timur. Kedua mayat korban langsung dievakuasi ke Ruang Jenazah RSUD Buleleng di Singaraja untuk menjalani visum. Dari hasil pemeriksaan luar, korban Ketut Kimawati mengalami luka bakar 70 persen, sementara Anik Meliani luka bakar 90 persen.

Sementara itu, petugas Labfor Mabes Polri Cabang Denpasar telah terjun ke lokasi TKP kebakaran maut, Rabu siang pukul 13.30 Wita. Tim Labfor yang didampingi petugas Polsek Kota Singaraja menelisik seisi rumah dan puing-puing bangunan yang nampak masih panas dan berasap. Petugas juga mengambil sampel abu bekas kebakaran untuk diuji laboratorium.

Kapolsek Kota Singaraja, Kompol AA Wiranata Kusuma,  mengatakan pihaknya masih menunggu hasil uji Labfor terkait penyebab kebakaran maut tersebut. Menurut Wiranata, dari pemeriksaan tiga titik yang diduga asal sumber api, petugas Labfor menemukan sejumlah bekas barang elektronik dan lainnya yang mudah terbakar. Termasuk, kompor gas dengan tabung kecil (yang biasa digunakan kemah) di ruang tamu. 

“Kita belum bisa simpulkan penyebab kebakaran, masih menunggu hasil uji Labfor. Hasilnya seminggu ke depan baru keluar,” kata Wiranata di lokasi TKP, Rabu kemarin. Wiranata tidak menampik kemungkinan kebakaran dipicu kompor gas portabel di runag tamu. “Tapi, kami belum berani menduga-duga, kita tunggu hasil Labfor saja."

Sementara, kakak korban tewas Ketut Kimawati, yakni Darmadi Setia Budi, 76, mengaku tidak ada firasat buruk sebelum kejadian. Menurut Darmadi, adiknya yang tewas terpanggang itu terakhir kali menelepon, Selasa lalu, mengabarkan akan datang ke Denpasar hari ini. “Sebulan lalu, saya dan almarhum sempat jalan-jalan bareng ke Tiongkok,” cerita Darmadi, yang kesehariannya tinggal di Denpasar.

Hingga tadi malam, jenazah korban Ketut Kimaati dan putrinya, Anik Meliani, masih dititip di RSUD Buleleng. Menurut Darmadi, jenazah kedua korban rencananya akan dimakamkan di Kuburan Cina kawasan Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Buleleng, Sabtu (14/10) lusa. 7 k23

Komentar