DPRD Soroti PAD Tabanan Stagnan
TABANAN, NusaBali - Rapat kerja Badan Anggaran (Banggar) DPRD Tabanan bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali memunculkan sorotan tajam, Selasa (19/8). Sasarannya yakni kinerja eksekutif dalam menggali Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dinilai masih stagnan
Ketua DPRD Tabanan I Nyoman Arnawa menilai menilai PAD masih stagnan dan belum menunjukkan lonjakan signifikan. Bahkan dia juga menyoroti lambannya penerapan sistem e-tiketing di Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot. "Program yang sudah direncanakan sejak 15 tahun lalu itu hingga kini belum terealisasi," ujarnya dalam rapat pembahasan KUA Perubahan dan PPAS Perubahan tahun 2025.
Menurutnya, e-tiketing ini jelas tujuannya untuk mengurangi kebocoran dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Tapi setiap ditanyakan, jawabannya selalu tidak pasti. "Kami berharap program ini bisa benar-benar terealisasi tahun 2026 mendatang,” tegas Arnawa.
Selain e-tiketing, pihak legislatif juga mendorong Pemkab Tabanan berani mengambil langkah strategis, termasuk menyiapkan lahan investasi yang dapat memberikan tambahan pendapatan dalam 2–3 tahun ke depan.
Ketua TAPD yang juga Sekda Tabanan I Gede Susila memaparkan kondisi fiskal daerah dalam rancangan KUA-PPAS Perubahan 2025. Total pendapatan daerah diproyeksikan Rp2,223 triliun, turun Rp12,7 miliar (0,57 persen) dari APBD induk 2025 sebesar Rp2,236 triliun. PAD 2025 diproyeksikan Rp754 miliar lebih, naik tipis Rp14 miliar dari target induk Rp739 miliar. Namun, dana transfer justru turun signifikan hingga Rp42,5 miliar, sehingga hanya tersisa Rp1,454 triliun lebih. Penurunan ini dipengaruhi Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi belanja serta keputusan Menteri Keuangan terkait penyesuaian alokasi transfer ke daerah.
Di sisi belanja, daerah juga harus melakukan efisiensi. Belanja daerah diproyeksikan turun Rp19,3 miliar (0,84 persen), dari Rp2,3 triliun lebih menjadi Rp2,2 triliun lebih. Belanja operasional ikut terpangkas Rp23 miliar (1,35 persen), dari Rp1,78 triliun menjadi Rp1,75 triliun. Dengan kondisi tersebut, APBD Tabanan 2025 diproyeksikan mengalami defisit sekitar Rp70 miliar. “Meski ada penurunan, kami pastikan program strategis yang menyentuh kebutuhan masyarakat tetap berjalan. Itu sudah menjadi komitmen pimpinan daerah,” tegas Susila.7des
1
Komentar