nusabali

Urban Farming di Kota Denpasar Dapat Suntikan dari BRInita

  • www.nusabali.com-urban-farming-di-kota-denpasar-dapat-suntikan-dari-brinita

DENPASAR, NusaBali.com– Upaya memperkuat ketahanan pangan di kawasan perkotaan terus dilakukan berbagai pihak. Salah satunya melalui pengembangan pertanian modern oleh kelompok masyarakat. Di Denpasar, Kelompok Joglo Hidroponik Berkah kembali mendapat dukungan untuk mengembangkan kegiatan urban farming mereka, melalui program BRInita 2025.

Bantuan disalurkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui BRI Region 17 Denpasar, dalam bentuk perbaikan sarana dan prasarana hidroponik serta aquaponik, peremajaan wall garden, pengembangan kolam lele, dan pelatihan peningkatan kapasitas.

Regional CEO BRI Region 17 Denpasar, Hery Noercahya, mengatakan bahwa Program BRInita (BRI Bertani di Kota) merupakan salah satu upaya berkelanjutan untuk mendorong kemandirian pangan di lingkungan perkotaan.

"Kami berharap bantuan ini tidak hanya meningkatkan produksi kelompok Joglo Hidroponik Berkah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi masyarakat lain untuk memanfaatkan lahan terbatas secara produktif," ujarnya, Senin (21/7/2025).

Kelompok Joglo Hidroponik Berkah sendiri telah aktif dalam pengembangan pertanian perkotaan berbasis hidroponik dan aquaponik sejak beberapa tahun terakhir. Mereka juga pernah menjadi penerima program serupa pada 2023.

Ketua Kelompok Joglo Hidroponik Berkah, Hj. Luckky Retnani, menyampaikan apresiasinya atas bantuan yang diterima.

“Bantuan ini sangat berarti bagi keberlanjutan kegiatan kami, khususnya dalam meningkatkan kualitas dan pengetahuan anggota. Dengan pelatihan dan pengembangan infrastruktur, kami semakin optimis dapat memperluas dampak sosial dan ekonomi dari program urban farming ini,” jelasnya.

Ketua Yayasan Al Hikmah Joglo, H. Maskuron, menambahkan bahwa kegiatan urban farming ini juga memberikan manfaat di bidang pendidikan lingkungan.

“Bantuan ini sejalan dengan visi kami membangun kemandirian masyarakat. Bahkan menjadi tempat edukasi bagi banyak pihak yang ingin belajar pengelolaan sampah terpadu dan pertanian modern,” kata Maskuron.

Dengan pendekatan kolaboratif seperti ini, praktik pertanian ramah lingkungan di kawasan padat penduduk seperti Denpasar diharapkan bisa tumbuh lebih luas dan berkelanjutan. 

Komentar