nusabali

Golkar vs Gerindra Bersaing Ketat

  • www.nusabali.com-golkar-vs-gerindra-bersaing-ketat

Jika menggunakan skema presidential threshold 20% di UU Nomor 7/2017 tentang Pemilu, hanya PDIP yang bisa mengusung capres sendiri.

Survei SMRC, Elektabilitas Jokowi Tetap Unggul

JAKARTA, NusaBali
Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memaparkan hasil survei soal elektabilitas parpol untuk Pemilu serentak 2019. PDIP unggul jauh dari parpol lainnya di survei SMRC. Sementara Partai Golkar dan Gerindra bersaing ketat di posisi berikutnya.

Survei digelar pada 3-10 September 2017. Populasi survei adalah WNI yang sudah memiliki hak pilih. Sampel berjumlah 1.220 dan dipilih secara acak (multistage random sampling). Sedangkan, margin of error dari survei sebesar +/- 3,1% pada tingkat kepercayaan 95%. Quality control dipilih secara acak sebesar 20% dari total sampel. SMRC menggunakan metode semi terbuka untuk elektabilitas parpol. PDIP unggul dengan angka 27,10% disusul Golkar (11,40%) dan Gerindra (10,20%). Selain PDIP, parpol lain belum terlihat peningkatan angka.

"Partai-partai lain belum terlihat peningkatan. Cenderung stagnan kalau dibaca secara optimis, dan mengalami kemunduran bila hanya membaca angka survei itu (tidak dikurang atau ditambah margin of error)," ujar Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan dalam jumpa pers di kantornya, Jl Cisadane, Jakpus, Kamis (5/10). 

Jika menggunakan skema presidential threshold 20% di UU Nomor 7/2017 tentang Pemilu, hanya PDIP yang bisa mengusung capres sendiri. Sementara itu, jika dengan asumsi parliamentary threshold 4,00 %, hanya 7 parpol yang lolos ke Senayan pada tahun 2019.

Tak hanya parpol, SMRC juga gelar survey elektabilitas kandidat calon Presiden. Hasil survei,  Presiden Joko Widodo (Jokowi) unggul telak dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Berdasarkan hasil top of mind, Jokowi meraih hasil 38,90%. Ia unggul jauh dari Prabowo, yang duduk di posisi ke-2, dengan persentase 12,00%.

"Bila pemilihan presiden diadakan sekarang (waktu survei, awal September 2017), Jokowi mendapat dukungan terbanyak. Selanjutnya Prabowo Subianto. Dalam jawaban spontan, dukungan untuk Jokowi pada September 2017 ini sebesar 38,9%, dan Prabowo 12%. Nama-nama lain di bawah 2%," ujar Djayadi Hanan.

Sementara hasil elektabilitas Ketum Gerindra, Prabowo Subianto berdasarkan Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) hanya 12,00 persen. Tak mau kalah di Pilpres 2019, Partai Gerindra siapkan kejutan.

"Tunggu tanggal mainnya, Prabowo nggak bergerak aja begitu. Tunggu nanti Prabowo bergerak, kami yakin elektabilitas meningkat," kata Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat dihubungi, Kamis kemarin dilansir detik.com. Dasco mengakui saat ini Prabowo memang sedang diam untuk memantau situasi. Pasalnya meski sudah diam saja, Prabowo kerap dituduh berada di balik gerakan pergolakan di masyarakat. *

Komentar