nusabali

BI Bantu Pemprov Bali

Tawarkan Investasi 14 Proyek Hilirisasi

  • www.nusabali.com-bi-bantu-pemprov-bali

Estimasi nilai 14 proyek investasi potensial dari berbagai kabupaten/kota dan lembaga di Bali diperkirakan mencapai Rp 1,84 triliun

DENPASAR,NusaBali
Pemerintah Provinsi Bali dibantu Bank Indonesia (BI) menawarkan investasi di 14 proyek hilirisasi dan ekonomi hijau kepada para penanam modal dari dalam dan luar negeri pada forum investasi Bali Jagadhita 2025.

"Forum itu menjadi katalis investasi berkualitas di Bali khususnya diversifikasi investasi yang selama ini didominasi oleh sektor tersier," kata Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Indra Gunawan Sutarto di Denpasar, Bali, Kamis (19/6).

Sebanyak 14 proyek potensial itu sudah masuk dalam buku katalog investasi, termasuk dalam bentuk digital yang dapat diakses melalui tautan pada: bit.ly/Catalog_BaliJagadhita2025. 

Estimasi nilai 14 proyek investasi potensial dari berbagai kabupaten/kota dan lembaga di Bali diperkirakan mencapai Rp 1,84 triliun, berdasarkan data yang tercantum dalam buku katalog digital itu. Sebanyak 14 proyek potensial itu yakni ekosistem kendaraan listrik di Denpasar; revitalisasi Bandara Letkol Wisnu di Kabupaten Buleleng; jaringan utilitas terpadu di Kabupaten Badung; kopi arabika di Desa Mengani, Kabupaten Bangli; Singamandawa Kintamani, dan Kebun Raya Gianyar.

Kemudian kawasan rest area di Rambut Siwi di Mendoyo, Kabupaten Jembrana; pembangkit listrik tenaga surya di Kubu, Kabupaten Karangasem; Bukit Teletubbies di Nusa Penida Klungkung; budi daya rumput laut di Nusa Penida; dan sentra pengolahan ikan makarel di Kusamba, Klungkung. Selain itu, revitalisasi Pasar Induk Gadarata Singasana di Kabupaten Tabanan; kawasan industri terpadu Bali 6.0 di Melaya, Kabupaten Jembrana; dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Ayung di Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan.

Proyek investasi potensial itu diharapkan dapat mendukung target realisasi investasi di Bali pada 2025 yang mencapai Rp 45,6 triliun. Sedangkan realisasi investasi di Bali pada 2024 mencapai Rp 36,5 triliun atau melampaui target sebesar Rp 16,2 triliun dan mampu membuka penyerapan tenaga kerja sebanyak 53 ribu orang. 

Meski melesat, tantangannya sebesar 81,5 persen realisasi investasi itu masih terpusat di Kabupaten Badung, Kota Denpasar, dan Kabupaten Gianyar atau Bali Selatan, dan jenis investasi sebesar 94 persen adalah sektor tersier meliputi pembangunan perumahan, kawasan industri, dan perkantoran.

Padahal sektor tersier dinilai rentan terhadap guncangan eksternal sehingga perlu didorong perluasan investasi di sektor primer dan sekunder seperti di 14 proyek potensial itu. Di sisi lain, pemerintah melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 tahun 2019, berkomitmen memberikan insentif dan kemudahan investasi di Indonesia bagi investor yang memenuhi sejumlah kriteria. Kriteria itu di antaranya meningkatkan pendapatan masyarakat, menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan, melakukan alih teknologi, menyerap tenaga kerja, menggunakan sumber daya lokal, meningkatkan produk domestik regional bruto (PDRB), dan berorientasi ekspor.7ant

Komentar