nusabali

Sesuhunan Barong Desa Adat Seminyak Terbakar

Saat Pujawali Pura Puseh, Digelar Upacara Bendu Piduka

  • www.nusabali.com-sesuhunan-barong-desa-adat-seminyak-terbakar

MANGUPURA, NusaBali - Sesuhunan Barong Desa Adat Seminyak yang disakralkan masyarakat setempat dikabarkan terbakar saat pelaksanaan Pujawali Jelih di Pura Puseh Desa Adat Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung, Selasa (17/6) siang.

Cuplikan detik-detik terbakarnya Sesuhunan Barong Desa Adat Seminyak tersebut dengan cepat tersebar di media sosial pada malam harinya. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun dipastikan pasca terbakar desa adat melangsungkan ngulap ngambe, bendu piduka, dan upacara pecaruan.

Bendesa Adat Seminyak, I Made Puspita, tak menampik kejadian tersebut. Menurutnya, kebakaran terjadi akibat kelalaian manusia (human error) yang tidak disengaja. "Kronologinya itu human error, kami harus hati-hati semua karena ini bukan kesalahan dari mana-mana. Di sinilah kemarin kami keteledoran karena tidak memastikan keamanan di areal pura, sehingga menyebabkan kejadian itu," ujar Bendesa Made Puspita saat dihubungi, Rabu (18/6) siang.

Dia menceritakan bahwa sumber api bukan berasal dari dupa atau yang lainnya, melainkan dari pasepan yang digunakan dalam upacara. Saat Sesuhunan Barong Desa Adat Seminyak tampil tepat di bawah pasepan, api membesar dan menyambar badan pada bulu-bulu barong. Namun beruntung bagian pada prerai tidak ikut tersambar api. 

Made Puspita juga mengungkapkan, jika barong yang terbakar bukanlah barong biasa yang digunakan untuk pertunjukan umum, melainkan Sesuhunan Barong Desa Adat Seminyak yang disungsung oleh masyarakat Desa Adat Seminyak. Pasca kejadian, pihak desa adat dipastikan langsung melakukan serangkaian upacara penyucian seperti ngulap ngambe, bendu piduka, dan pecaruan atas insiden tersebut.

"Pasca kejadian ini, kami akan bertanya atau berkoordinasi dengan Ida Sulinggih bagaimana sebaiknya. Karena ini Sesuhunan, tidak bisa dipakai lagi kalau sudah terbakar. Sudah dianggap cuntaka (berhalangan),” ungkapnya. Syukurnya, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Baik pamedek (umat) yang hadir maupun seorang warga Seminyak yang menarikan barong tidak mengalami luka apapun. Sementara, untuk proses selanjutnya masih dalam tahap koordinasi dengan para Sulinggih dan undagi (tukang pembuat barong). Proses pembuatan Barong baru dipastikan akan dilakukan secara sakral dan bertahap, mengikuti petunjuk dari Ida Pedanda.

"Pembuatan ini maksudnya pembuatan barong kembali, karena di sini bukan hanya sekadar barong saja, di sini bahasanya adalah sakral. Kita selalu sembahyangin dengan warga masyarakat, dengan tata titi pemargi sane wenten. Kalau sudah terbakar (puun), itu artinya sudah cuntaka, tidak bisa dipakai lagi,” jelas Bendesa Made Puspita. Mengenai apakah seluruh bagian dari Sesuhunan Barong Desa Adat Seminyak akan dibuat ulang atau masih ada bagian yang bisa diselamatkan, Made Puspita menyebutkan hal itu akan ditentukan dalam pertemuan dengan para ahli spiritual dan undagi. 7 ol3

Komentar