Ratusan Siswa Ikuti Pasraman Kilat SMPN 2 Amlapura
AMLAPURA, NusaBali - Ratusan siswa kelas VII dan kelas VIII yang beragama Hindu mengikuti kegiatan pasraman kilat di SMPN 2 Amlapura, Jalan Sudirman, Amlapura, Selasa (17/6).
Lima guru Agama Hindu sebagai pembina sekaligus koordinator, Ni Komang Widiantari Suprapti, Ni Komang Tutik Ekayani, I Gusti Ayu Sucitra Sundari, Komang Ayu Tri Utami dan I Made Putra.
Pasraman dibagi dua kelompok. Kelompok laki, membuat sengkui dan membuat banten daksina. Sedangkan kelompok perempuan membuat jajan suci. Semua bahan-bahan yang dibutuhkan di pasraman kilat, dibawa siswa itu sendiri. Banyak manfaat pasraman kilat, yakni siswa bisa terjun langsung merasakan membuat upakara, dan tahu manfaat, serta esensinya.
Harapannya agar siswa mencintai kearifan lokal. Aktivitas mulai dilaksanakan setelah Kasek SMPN 2 Amlapura I Kadek Wirawan membuka acara itu.
Kelompok siswa laki mengambil lokasi di halaman sekolah membuat sengkui dan daksina. Harapannya nanti menurut Kasek I Kadek Wirawan, agar mampu meningkatkan pemahaman siswa dan mampu mengamalkan nilai-nilai Agama Hindu, selain membentuk karakter siswa.
Membentuk karakter siswa katanya, berlandaskan nilai-nilai spiritual dan mempererat hubungan antara ajaran agama, adat istiadat dan budaya Bali.

“Juga untuk memberikan bekal kepada generasi muda, pengetahuan dan ketrampilan keagamaan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari,” jelas Kadek Wirawan.
Kata dia, pentingnya mendekatkan siswa agar mencintai kearifan lokal yang bermanfaat untuk kehidupan sosial, terutama kaitan upacara. Pelestarian budaya dan pengembangan ketrampilan katanya, merupakan bagian terpenting tujuan pasraman kilat, di samping untuk menambah wawasan siswa.
Harapan lainnya, guna mencegah perilaku negatif siswa, sehingga diisi dengan kegiatan bermanfaat, apalagi pembelajaran telah berakhir, tinggal menunggu pembagian rapor kenaikan kelas. “Harapan ke depan, kualitas generasi muda lebih cerdas mampu menanamkan nilai-nilai susila,” tambahnya.
Acara kemarin, misalnya untuk kelompok wanita yang membuat jajan suci, diperkenalkan tahapannya dari awal menyediakan bahan, dengan cara mengulet tepung, membuat adonan, menggiling, hingga menata beragam jajan suci. “Membuat delapan jenis jajan suci,” ujar Ni Komang Widiantari Suprapti, salah satu guru pembina.
Awalnya semua siswa kesulitan membentuk jajan suci, setelah mampu mengemas, siswa ketagihan. Sebab, merasa puas telah mampu membuat jajan sendiri. Selama membuat jajan suci katanya, antar siswa tumbuh kerjasama. Begitu juga membuat sengkui untuk siswa laki-laki, dikoordinasikan guru pembina I Made Putra.
Setelah diberikan contoh, cara mengemasnya, akhirnya semua siswa mampu menuntaskan sengkui itu, yang nantinya bermanfaat digunakan untuk banten caru.7k16
Komentar