Disdikpora Buleleng Petakan Sekolah Inklusi, Tangani Siswa Disabilitas Mental dan Sulit Calistung
SINGARAJA, NusaBali - Pasca temuan siswa SD dan SMP yang sulit membaca, menulis dan menghitung (Calistung), Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng terus bergerak mencari solusi.
Selain dibantu pendampingan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Undiksha menangani siswa SMP yang sulit calistung, kini sedang diupayakan solusi di jenjang SD. Disdikpora sedang memetakan dan menyiapkan sekolah inklusi, untuk menangani siswa disabilitas mental dan sulit calistung.
Sekretaris Disdikpora Buleleng, Ida Bagus Gde Surya Bharata menyebut, sudah memetakan sekolah-sekolah yang akan disiapkan sebagai sekolah yang menyelenggarakan sistem inklusi. Rencana awal di satuan pendidikan jenjang SD, harapannya di masing-masing gugus ada satu kelolah inklusi.
“Siswa yang sulit calistung dalam jadwal-jadwal tertentu akan mendapat pendampingan dan jam tambahan di sekolah inklusi. Tetapi untuk proses pembelajaran utama tetap di sekolah mereka masing-masing,” ucap Surya Bharata, belum lama ini.
Namun sejauh ini untuk membentuk sekolah inklusi, juga memerlukan penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM). Terutama Guru Pendamping Khusus (GPK) yang menguasai pembelajaran untuk anak-anak yang memang perlu penanganan dan pendampingan khusus. GPK ini pun harus mengikuti pelatihan khusus dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI.

Tes kecerdasan siswa SMP yang sulit calistung oleh Pemkab Buleleng menggandeng psikolog. –LILIK
Sejauh ini, Buleleng baru memiliki 6 orang GPK, yang bertugas di TK, SD dan SMP masing-masing 2 orang. Jumlah tersebut diakui Surya Bharata masih jauh dari ideal. Namun keberadaan 6 GPK yang sudah ada saat ini diharapkan memberikan pengimbasan ilmu yang dimiliki kepada guru lainnya sembari menunggu waktu pelatihan khusus dari Kemendikdasmen RI.
“Disdikpora Buleleng juga sudah membentuk ULD (Unit Layanan Disabilitas) untuk mengoptimalkan layanan dan pendampingan kepada siswa disabilitas yang menempuh pendidikan di sekolah umum, karena kalau SLB itu baru tersedia di wilayah kota saja,” terang Surya Bharata.7 k23
Komentar