Gen Z Nak Bali Berorasi Ala Bung Karno
Bicara soal Melawan Hoaks di Era Digital
DENPASAR, NusaBali - Bali sebagai destinasi wisata kelas dunia turut menikmati manfaat besar dari kemajuan era digital saat ini.
Namun di balik segala kemudahan itu, tersimpan ancaman. Ruang digital dibanjiri berita palsu, opini negatif yang tak berdasar, dan konten menyesatkan yang mencoreng citra Bali yang suci.
Fenomena inilah yang diangkat dalam Lomba Pidato Bulan Bung Karno 2025 yang resmi dibuka Gubernur Bali melalui Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali, Gede Suralaga di Wantilan DPRD Provinsi Bali, Niti Mandala Denpasar, Minggu (15/6) pagi. Bukan hanya ajang adu gagasan, lomba ini juga dirancang menarik dan menghibur masyarakat luas. Suasana area lomba dibuat meriah bernuansa patriotik ketika puluhan ‘titisan’ Bung Karno bergantian berpidato lantang dengan gaya orator sang Proklamator.
Digagas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Provinsi Bali dalam rangka mendukung Peraturan Gubernur Bali Nomor 19 Tahun 2019, memeriahkan Bulan Bung Karno, kegiatan ini diikuti 36 peserta dari kalangan pelajar dan umum se-Bali. Kegiatan ini mengangkat tema ‘Gotong Royong Melawan Hoaks dan Opini Negatif di Era Perkembangan Digital demi Mewujudkan Bali Unggul.’
Dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Kesbangpol Gede Suralaga, Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan apresiasi kepada LPM Bali atas inisiasinya menyelenggarakan kegiatan yang tak hanya menggugah semangat kebangsaan, tetapi tema lomba ini juga sangat relevan dan krusial di tengah pusaran informasi digital yang tak terbendung.
Ia mengingatkan hoaks dan disinformasi bukan sekadar berita bohong, tetapi racun yang dapat memecah belah masyarakat, bahkan memengaruhi kebijakan negara. “Gotong royong adalah napas kebangsaan warisan Bung Karno. Semangat ini harus terus dihidupkan dan diperkuat, apalagi dalam menghadapi tantangan zaman digital. Ini adalah tekad bersama untuk menjaga kebenaran dan melindungi akal sehat publik,” katanya.
Visi pembangunan Bali Era Baru ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ disebut selaras dengan semangat ini. Enam nilai utama Sad Kerthi, yakni Atma Kerthi (penyucian jiwa), Wana Kerthi (pelestarian hutan dan alam), Danu Kerthi (pelestarian danau dan air), Segara Kerthi (pelestarian laut dan pantai), Jana Kerthi (pemuliaan manusia) dan Jagat Kerthi (pemuliaan semesta) menjadi panduan dalam membentuk generasi muda Bali yang tidak hanya cerdas teknologi, tetapi juga berkarakter kuat, beretika luhur, dan memiliki jiwa kebangsaan kokoh. Hal senada juga dikatakan Ketua LPM Bali Prof Dr Ir I Wayan Muka. Dia mengatakan lomba ini bukan sekadar ajang kompetisi untuk mencari siapa yang paling jago berbicara. “Ini arena penting untuk melatih daya pikir kritis, menyampaikan gagasan cemerlang, dan membangun keberanian berdiri di atas nilai-nilai kebenaran. Para peserta adalah ksatria kata-kata di era digital,” katanya.
Diharapkan, melalui kegiatan ini, akan lahir kader-kader muda Bali yang hebat, yang tidak hanya fasih berbicara di depan umum, tetapi juga berani berdiri di garis depan perjuangan melawan disinformasi dan dekadensi moral di ranah digital. Ketua panitia lomba, I Putu Putra Jaya Wardana, menjelaskan tema ‘Gotong Royong Melawan Hoax & Opini Negatif di Era Perkembangan Digital demi Mewujudkan Bali Unggul’ dipilih berdasarkan fakta tingginya kepercayaan generasi Z terhadap informasi dari media sosial yang mencapai 93 persen. “Melalui lomba ini, kita ajak mereka untuk tidak mudah percaya, tapi belajar menyaring informasi,” katanya.
Acara ini turut dihadiri perwakilan DPRD Bali, Kepala Bagian Persidangan DPRD Bali I Gusti Alit Wikrama, Kepala Bagian Umum Kadek Putra, dan Ketua Paguyuban Drama Gong Lawas Anak Agung Aryana. Turut hadir pula, Sekretaris Panitia Lomba yang juga Kepala Badan Diklat LPM Bali Anak Agung Rai Kartini, serta masyarakat umum dan pegiat literasi digital. Tiga juri utama dalam lomba ini, Dr Ir I Wayan Kastawan ST MT (Ketua Dewan Juri), I Putu Putra Jaya Wardana SE MT (MSTR), serta I Ketut Wijaya Mataram AMD SSos CRBD.
Di luar arena pidato, suasana juga semarak dengan kehadiran puluhan pengunjung Car Free Day (CFD) yang singgah menyaksikan lomba. Mereka disambut stand-stand kuliner lokal dari pelaku UMKM seperti sate kakul, bakso ayam, rice bowl ayam, sate babi, chicken steak, hingga jamur crispy. Sebagai penutup yang menggugah, tampil dua peserta termuda dalam lomba. Mereka adalah Ni Kadek Dian dan Desa Maya, siswi kelas 4 dan 5 dari SDN 2 Kelusa, Payangan, Gianyar. 7 t
Komentar