nusabali

BVRMA Soroti Maraknya Vila Bodong

120 Pelaku Usaha Berkumpul di ‘Bali Villa Connect 2025’

  • www.nusabali.com-bvrma-soroti-maraknya-vila-bodong

BVRMA sebut keberadaan vila bodong berimbas pada tingkat okupansi vila resmi yang anjlok hingga 30 persen.

MANGUPURA, NusaBali
Sekitar 120 peserta dari berbagai perusahaan manajemen vila, agen penyewaan dan pelaku usaha lainnya berkumpul dalam kegiatan Bali Villa Connect 2025 di Four Points by Sheraton Bali, Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung pada Kamis (12/6) siang. Kegiatan perdana yang diinisiasi oleh Bali Villa Rental and Management Association (BVRMA) ini dalam rangka menyatukan ratusan peserta untuk berdiskusi dan mendapat jejaring bisnis yang memfokuskan pada sektor penyewaan vila (vacation rental) di Bali.

“Kita berkumpul untuk saling terkoneksi dan mencari cara agar bisnis ini bisa berkembang bersama, kemudian makin bermanfaat untuk Bali, sehingga tetap bisa mempertahankan pariwisata budayanya dengan lebih baik,” ujar Ketua Umum BVRMA Kadek Adnyana.

Selain sesi panel yang menghadirkan para ahli industri, Bali Villa Connect 2025 juga dibarengi dengan sesi networking B2B yang memungkinkan pelaku usaha menjalin kemitraan langsung. Topik-topik diskusi yang dibahas mencakup strategi meningkatkan okupansi vila, fotografi properti profesional, pengelolaan acara pernikahan di vila, hingga pengembangan pariwisata berkelanjutan melalui ekowisata.

Dalam forum tersebut, berbagai isu penting juga menjadi sorotan, termasuk keberadaan vila ilegal yang kian marak dan memicu ketimpangan di industri. Adnyana menyatakan pentingnya kolaborasi antara pelaku usaha dan pemerintah dalam menata ulang sektor ini, khususnya terkait perizinan dan standarisasi vila.

“Vila bodong saat ini lagi marak, kemudian ada vila yang resmi, sehingga ada perang harga, kejahatan di sana, ini perlu ada penataan, jadi kita bekerja sama dengan pemerintah menata kembali dunia vila dari berbagai sisi, baik perizinan, kemudian dari standarisasi vila,” tegas Adnyana.

Situasi ini juga disebut berimbas pada tingkat okupansi vila resmi yang sempat anjlok hingga 30 persen pada bulan sebelumnya. Meskipun ada sedikit kenaikan menuju masa libur sekolah, Adnyana menyebut angka saat ini masih di kisaran 60 persen, lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai 80-90 persen.

Adnyana optimistis jika langkah kolaboratif antara pelaku usaha dan pemerintah dijalankan dengan konsisten, maka okupansi dan performa bisnis vila akan kembali meningkat, khususnya menjelang musim liburan Agustus. Apalagi setelah kegiatan ini, para pelaku usaha diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan, melihat peluang ke depan, serta menata bisnis pariwisata di Bali agar memberikan manfaat bagi masyarakat lokal maupun investor.

Masih menurut Adnyana, kehadiran investor sangat penting karena tanpa mereka, berbagai upaya pengembangan tidak akan dapat berjalan. “Tentu nanti untuk menanggulangi mereka-mereka yang ingin berbisnis ilegal di Bali, kalau kita sudah ada dan eksis, mereka paling tidak takut (enggan) lah untuk bisa eksis sama seperti kita. Kita sudah resmi berizin, mereka (vila ilegal) tidak berizin ya tentu pasti ada kekhawatiran buat mereka, sehingga kita betul-betul nanti mempertahankan Bali ini tetap bisa ajeg seperti itu,” kata Adnyana. 7 ol3

Komentar