Dewan Rindu ‘Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja’ ala Mangku Pastika
DENPASAR, NusaBali - Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali dari Fraksi Demokrat, I Komang Nova Sewi Putra menyatakan kangen dengan program ‘Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja’ alias PB3AS yang digagas Gubernur Bali periode 2008-2013 dan 2013-2018, Made Mangku Pastika.
Program yang rutin digelar setiap Minggu pagi di pojok Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar (Lapangan Renon,red) itu dinilai efektif dalam menyerap aspirasi, unek-unek, dan permasalahan langsung dari masyarakat tanpa sekat birokrasi.
Wacana ini disebut sebagai salah satu cara merespons berbagai keluhan masyarakat tanpa harus melakukan aksi demonstrasi di jalan. Nova menyatakan saat program itu berjalan, dirinya kerap menyaksikan langsung seperti apa dan bagaimana masyarakat menyuarakan kegelisahannya.
Meski begitu, Nova menyatakan gagasan ini masih bersifat pribadi dan belum dibahas secara resmi di internal DPRD Bali. Ia berencana segera menyampaikan ide tersebut kepada Ketua DPRD Bali, Dewa Made Mahayadnya alias Dewa Jack agar dapat dipertimbangkan untuk dijalankan sebagai program resmi lembaga legislatif. “Ya nanti kan itu baru ide sepihak barusan, dari saya sendiri pribadi. Nanti kan akan saya sampaikan kepada Pak Ketua DPRD Bali, kalau memang dari pihak Gubernur enggak, Ya ide ini saya sampaikan ke Pak Ketua, apakah bisa kita membuat seperti itu di wantilan dewan,” ujar Nova, Selasa (10/6).
Menurut Nova,’ Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja’ pernah berjalan efektif pada masa pemerintahan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, yang kala itu menyerap banyak aspirasi publik secara langsung dan kemudian menerjemahkannya dalam kebijakan konkret. “Ini untuk mengambil aspirasi-aspirasi masyarakat, seperti sudah banyak disampaikan pada masa kepemimpinan Gubernur Mangku Pastika. Kan banyak sekali yang akhirnya yang dilaksanakan oleh beliau, dari program-program beliau sendiri,” tutur politisi asal Desa Pelapuan, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini.
Ia menyebut, jika inisiatif ini dihidupkan kembali di lingkungan DPRD, maka bisa menjadi wadah partisipasi publik yang produktif, sekaligus mengurangi eskalasi unjuk rasa. “Kalau memang bisa dilaksanakan di sini, di rumah rakyat, supaya mengurangi seperti demo, ya kita datangkan saja. Jadi mereka mungkin lebih antusias dalam menyampaikan aspirasi-aspirasinya,” tukasnya.
Menanggapi wacana tersebut, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali, Ida Bagus Setiawan, memberikan dukungan positif. Ia menyebut ‘Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja’ sebagai sarana strategis untuk memperkuat dialog sosial. “Sekarang tinggal inisiasinya kan dari pemerintahan atau organisasi nanti. Tapi paling tidak rumah rakyat (DPRD Bali) kan sudah bisa menjadi tempat untuk menyampaikan aspirasi,” ujar Setiawan.
Setiawan menambahkan, selama ini pihaknya juga telah mengupayakan forum dialog dalam berbagai momentum, seperti Hari Buruh dan HUT Pemerintah Provinsi Bali. Menurutnya, dialog jauh lebih konstruktif daripada aksi demonstrasi, terlebih bila disertai data konkret dari lapangan.t
Komentar