Mawar di dalam Diri: Sukacita yang Tidak Dapat Dicuri
KETIKA kebahagiaan tampaknya lenyap, dan bahkan buah yang paling manis pun terasa pahit, ingatlah kebahagiaan bukanlah hadiah yang didapatkan dari dunia luar, melainkan taman indah yang mekar di dalam diri.
Tidak ada badai di luar yang dapat mencabut benih rasa syukur yang Anda tanamkan di dalam diri. Setiap kesedihan membawa pelajaran-pelajaran suci, kedewasaan, kejernihan atau kebijaksanaan untuk menjauh dari energi-energi yang buruk.
Waspadalah terhadap duri-duri di kehidupan sehari-hari: telinga yang sensitif berpasangan dengan bibir yang tidak sensitive, ini adalah sebuah undangan untuk memasuki gerbang penderitaan. Jika telinga Anda sensitif, buatlah bibir Anda agar sensitif juga, hati Anda penuh pengertian.
Dan ketika ragu, ijinkan senyum sederhana menjadi tempat perlindungan Anda.
Jangan pernah kehilangan sumber kebahagiaan yang suci: kebaikan yang mengalir keluar, ke-u-Tuhan yang mekar indah di dalam. Lihatlah dunia sebagai kelopak bunga, atau sebagai pupuk yang kelak akan menjadi bunga, keduanya adalah bagian dari keajaiban yang sama. Merunduklah pada mawar yang bersemayam di dalam.
Di mana ada mawar, di situ ada duri. Di mana ada kebahagiaan, kesedihan sedang menanti dalam kegelapan. Namun kedamaian bukanlah tentang menghindari kontras kehidupan, melainkan tentang merangkulnya dengan kehadiran penuh.
Jalani setiap momen secara utuh, sebagaimana adanya. Mata, telinga, bibir, tangan, kaki Anda, mereka hidup berpasangan secara sakral. Mereka membisikkan sebuah rahasia: dualitas bukanlah sebuah kutukan, melainkan cermin ke-u-Tuhan. Dan ketika Anda utuh di dalam, tidak ada suara, tidak ada luka, tidak ada kegelapan dari luar yang dapat mencuri kebahagiaan sakral yang mekar pada mawar indah di dalam. 7
Komentar