nusabali

Yowana Denpasar Selatan Tanam Mangrove dan Terumbu Karang di Serangan

  • www.nusabali.com-yowana-denpasar-selatan-tanam-mangrove-dan-terumbu-karang-di-serangan

DENPASAR, NusaBali - Ratusan pemuda dari sejumlah desa adat di Kecamatan Denpasar Selatan melaksanakan aksi pelestarian lingkungan dengan menanam ratusan bibit mangrove dan terumbu karang di kawasan Jaba Pura Sakenan, Serangan, pada Kamis (5/6) sore.

Kegiatan bertajuk ‘Nanur Kerthi’ ini digagas oleh Pasikian Yowana Kecamatan Denpasar Selatan yang berkolaborasi dengan Sekaa Teruna Satya Hredhaya Banjar Dukuh, Serangan.

Gerakan ini bukan semata seremoni tahunan. Nanur Kerthi, yang secara filosofis berarti menjaga kesucian dan keseimbangan alam semesta, menjadi komitmen kolektif generasi muda Bali dalam menjaga laut, hutan mangrove, dan terumbu karang. Kegiatan ini sekaligus memperingati dua momentum penting yaitu Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada setiap 5 Juni, serta World Ocean Day (Hari Laut Sedunia) yang dirayakan setiap 8 Juni.

Ketua pelaksana kegiatan Anak Agung Ngurah Eka Pratama, menyebut kegiatan Nanur Kerthi merupakan bentuk nyata kepedulian generasi muda terhadap ancaman serius yang dihadapi ekosistem laut. “Laut memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan alam. Namun saat ini, ancamannya makin nyata mulai dari polusi, perubahan iklim, hingga eksploitasi yang tidak berkelanjutan,” ujar Eka.

Pemilihan lokasi di Serangan juga bukan tanpa alasan. Sebagian besar desa di wilayah Denpasar Selatan berada di kawasan pesisir yang rentan terhadap abrasi dan kerusakan lingkungan akibat aktivitas ‘nakal’ manusia. “Desa-desa di bagian Denpasar Selatan itu lebih banyak mendapatkan posisi pesisir. Maka dari itu, kami merasa perlu melakukan aksi nyata untuk menyelamatkan mangrove, terumbu karang, dan ekosistem lain agar bisa kembali alami seperti dulu,” ucapnya.

Menurutnya, mangrove dan terumbu karang merupakan dua ekosistem penting yang tak hanya menjadi habitat biota laut, tetapi juga berfungsi sebagai penyerap karbon dan pelindung alami dari abrasi. Namun, keduanya saat ini menghadapi ancaman besar berupa deforestasi, polusi, perubahan iklim, dan eksploitasi sumber daya laut. “Dan khususnya secara umum kita melihatnya maraknya pembabatan mangrove besar-besaran di Serangan untuk kepentingan bisnis,” tambahnya. 

Selain itu, penggunaan alat tangkap ilegal seperti jaring pukat harimau dan linggis oleh oknum nelayan, turut memperparah kerusakan terumbu karang. Sehingga, tujuan utama penanaman terumbu karang ini, lanjut Eka, adalah untuk merehabilitasi dan memperluas ekosistem terumbu karang yang rusak atau terdegradasi. Hal ini dilakukan untuk menyediakan habitat bagi biota laut, mendukung keanekaragaman hayati, dan menjaga stabilitas lingkungan pesisir

Rangkaian kegiatan Nanur Kerthi meliputi penyampaian materi edukasi lingkungan, pembersihan kawasan pantai dan lokasi tanam, serta aksi penanaman mangrove dan terumbu karang. Dalam kegiatan ini, setidaknya 100 bibit mangrove ditanam di area pesisir. Selain itu, 60 bibit terumbu karang juga ditanam di dasar laut, dan 50 tukik dilepaskan ke habitat alaminya. 

Kegiatan pelestarian lingkungan ini juga mendapat apresiasi dari Pemkot Denpasar. Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Raka Purwantara, yang hadir dalam kegiatan tersebut, bangga atas inisiatif generasi muda dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

“Kami mewakili pemerintah kota merasa sangat berbahagia sekaligus bangga terhadap kreativitas para yowana, khususnya dari Kecamatan Denpasar Selatan, yang telah mengimplementasikan semangat Hari Lingkungan Hidup Sedunia melalui aksi nyata seperti penanaman mangrove, terumbu karang, dan pelepasan tukik,” ujarnya. 7 t

Komentar