nusabali

Lapas Kerobokan Diterpa Isu Jual Beli Kamar

  • www.nusabali.com-lapas-kerobokan-diterpa-isu-jual-beli-kamar

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA, Kerobokan, Kuta Utara, Badung kembali diterpa isu miring seputar jual beli kamar untuk narapidana dan tahanan. 

DENPASAR, NusaBali
Kabar yang beredar, satu kamar khusus untuk ditempati empat orang dijual Rp 3,5 juta. Sementara untuk satu kamar khusus untuk satu orang dijual Rp 8 juta.

Kabar tak sedap ini berhembus pasca pelimpahan tahap II bule asal Belanda, Nicholas Dennis Linjzaat dari kepolisian ke Kejari Denpasar. Pasca dilimpahkan, Nicholas yang terjerat kasus kepemilikan hasish seberat 0,83 gram ini langsung menghuni Lapas Kerobokan dan menghuni Blok B. Nah, saat masuk ke Lapas inilah kabarnya Nicholas langsung mendapat kamar khusus yang hanya dihuni empat napi.

Padahal, kamar lainnya bisa dihuni hingga belasan napi. Kabarnya, Nicholas harus merogoh kocek Rp 3,5 juta kepada sipir supaya bisa mendapatkan kamar khusus ini. “Kamar yang ditempati Nicholas itu hanya ditempati empat napi. Dan semuanya napi WNA (Warga Negara Asing),” ujar sumber.

Selain itu, dengan menempati kamar khusus, napi juga bebas membawa alat komunikasi (handphone), sejumlah kebutuhan lain juga dibolehkan dibawa ke kamar. “Mereka diperlakukan secara khusus. Bisa juga memesan makanan atau lainnya dari luar kapanpun,“ lanjut sumber yang enggan disebutkan namanya ini.

Atas informasi itu, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali, Surung Pasaribu yang dikonfirmasi via telepon awalnya mengatakan tidak tahu soal informasi tersebut dan akan segera mengeceknya. Setelah dicek ke Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Kelas II A Kerobokan, Yosafat Rizanto, Surung langsung membantah informasi tersebut. “Saya sudah cek langsung, tapi sementara soal informasi (jual beli kamar) itu saya tanyakan langsung ke KPLP tidak ada. Tapi kami akan tetap panggil untuk memberikan penjelasan,” ujarnya. 

Ia mengimbau kepada semua pihak dan masyarakat untuk menyampaikan langsung bila menemukan informasi miring seperti itu. “Kami selalu komitmen dan terus melakukan pembenahan menuju pelayanan yang lebih baik. Sehingga dengan informasi itu sangat kami perlukan untuk evaluasi dan pembenahan,” lanjutnya. *rez

Komentar