Kemenpar dan Pemerintah Swiss Perkuat Kerja Sama untuk Pendidikan Vokasi Pariwisata
JAKARTA, NusaBali.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia bersama pemerintah Swiss melalui State Secretariat for Economic Affairs (SECO) dan Swisscontact, berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi dalam mendukung ekosistem pendidikan dan pelatihan vokasi (VET) di Indonesia. Kerja sama ini berfokus pada sektor pariwisata yang menjadi salah satu motor penggerak pembangunan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di tanah air.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar, Martini Paham, mengungkapkan komitmen tersebut. Ia menekankan bahwa kemitraan antara Kemenpar dan SECO telah terjalin sejak 2018 dan diperkuat dengan penandatanganan Nota Kesepahaman pada 22 Juli 2024 di Bern, yang kemudian ditandatangani kembali di Jakarta pada 29 Juli 2024.
Martini Paham juga hadir dalam acara "The 1st STED (Sustainable Tourism Education Development) Phase 2 Steering Committee Meeting" yang diadakan baru-baru ini. Dalam kesempatan tersebut, ia menjelaskan bahwa berbagai program utama dalam kerja sama ini telah dijalankan, termasuk peningkatan kurikulum berbasis industri, peningkatan kapasitas dosen, dan dukungan manajemen fasilitas praktis.
"Sepanjang tahun 2024, kerja sama kami berjalan dengan baik. Rencana kegiatan bersama dan perjanjian kemitraan pada 2024 telah dilaksanakan secara efektif di berbagai Politeknik Pariwisata, khususnya di Bali, Makassar, dan Lombok," ungkapnya, Selasa (25/3/2025).
Keberhasilan program-program tersebut menegaskan bahwa penguatan pendidikan vokasi berbasis praktik merupakan strategi yang tepat untuk menghasilkan tenaga kerja yang berdaya saing global. Martini juga menyampaikan penghargaan kepada pemerintah Swiss dan SECO atas dukungan dan kerja sama yang luar biasa ini.
Melihat ke depan, kolaborasi ini akan terus diperkuat melalui penetapan Rencana Kegiatan Bersama untuk Tahun 2025, yang akan difokuskan pada keterampilan hijau, nilai-nilai keberlanjutan, dan kesetaraan gender. "Kerja sama ini diharapkan dapat berdampak pada meningkatnya penyerapan lulusan vokasi terampil ke dalam industri, sehingga meningkatkan daya saing industri pariwisata," tambah Martini.
Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur dan Pendidikan Vokasi Kemenpar, Andar Danova L. Goeltom, menekankan pentingnya Steering Committee Meeting ini sebagai momentum untuk meninjau pencapaian tahun 2024 dan menentukan arah strategis untuk tahun 2025. Pertemuan ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa STED tetap relevan dan berdampak, serta mampu menutup kesenjangan keterampilan dalam sektor pariwisata.
Andar juga mengungkapkan bahwa pelatihan SVEB (Swiss Federation for Adult Learning) Batch 2 telah diikuti oleh 17 dosen dari enam Politeknik Pariwisata, di mana 12 di antaranya berhasil memperoleh SVEB Certification. "Ini adalah capaian luar biasa yang mencerminkan komitmen kita dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pendidikan vokasi di sektor perhotelan dan pariwisata," katanya.
Dengan langkah-langkah strategis yang akan diambil ke depan, termasuk memperkuat kerja sama dengan SHL dan membangun komunitas alumni SVEB, diharapkan dampak positif dari program ini dapat dirasakan lebih luas, tidak hanya bagi dosen dan institusi Poltekpar, tetapi juga bagi sistem pendidikan vokasi pariwisata di Indonesia secara keseluruhan.
"Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan SVEB Batch 2. Semoga program ini terus memberikan manfaat besar bagi pengembangan sumber daya manusia di bidang pendidikan vokasi dan industri perhotelan," tutup Andar.
Komentar