Digitalisasi Bantu Usaha Mikro Naik Kelas
Baru 30 persen pelaku usaha mikro di Bali yang menerapkan digitalisasi
DENPASAR, NusaBali
Menurut data Dinas Koperasi dan UMK Provinsi Bali jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Bali saat ini sebanyak 499.434 pelaku usaha. Sebagian besar, 99 persen, adalah pelaku usaha mikro. Kepala Diskop UKM Bali I Wayan Ekadina mendorong pelaku usaha mikro mengadopsi teknologi sehingga bisa naik kelas menjadi usaha kecil atau menengah (UKM).
Ekadina mengatakan, visi pembangunan Bali saat ini adalah Ekonomi Kerthi Bali yang salah satu pilarnya adalah UMKM. Karena itu kegiatan pembekalan bisnis dan digitalisasi UMKM sangat relevan saat ini untuk menguatkan para pelaku UMKM di Bali. Apalagi banyak pelaku UMKM yang masih lemah dalam pemasaran digital.
“Kita mulai dari SDM yang memiliki mindset bukan hanya sekadar memiliki usaha tapi memiliki pengembangam inovasi dan daya saing,” ujar Ekadina saat berbicara dalam kegiatan pembekalan Bisnis dan Digitalisasi UMKM di Kampus Primakara University, Denpasar, Selasa (25/3).
Ekadina mengatakan masih cukup banyak pelaku usaha mikro yang belum menerapkan digitalisasi. Menurut data Diskop UKM Bali baru 30 persen pelaku usaha mikro yang menerapkan digitalisasi dalam mengelola usahanya.
Karena itu, Ekadina mendorong para pelaku UMKM mengikuti kegiatan-kegiatan pembekalan digital untuk bisa tumbuh, berkembang, dan berkelanjutan.
Ekadina mengungkapkan rasio kewirausahaan di Bali saat ini sebesar 3,5 persen (2024) dari total angkatan kerja. Pada tahun ini angka itu diharapkan meningkat menjadi minimal 4 persen. Untuk mencapai target itu pihaknya mengupayakan 500 wirausahawan mapan baru muncul termasuk dari mahasiswa pada tahun 2025 ini.
Pemprov, kata Ekadina, akan meneruskan program-program inkubasi bisnis bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota hingga perguruan tinggi.
Peran anak muda, khususnya mahasiswa, ujar Ekadina, sangatlah penting karena jiwa kewirausahaan dapat diasah semenjak di bangku kuliah.
Ekadina berharap dari para mahasiswa akan muncul wirausahawan baru yang tumbuh dengan perencanaan dan keberlanjutan serta berdampak baik secara ekonomi maupun sosial.
“Untuk itu kita mulai dari SDM yang memiliki mindset bukan hanya sekedar memiliki usaha tapi memiliki pengembangam inovasi dan daya saing. Tantangannya bagaimana memiliki mindset berjuang tangguh mencari solusi-solusi, celah-celah yang ada untuk berusaha,” tandasnya.
Sementara itu Rektor Primakara University Dr I Made Artana, SKom, MM, mengatakan, setiap tahun pihaknya melakukan pendampingan digitalisasi kepada para UMKM. Sejak 2019 sudah lebih dari 320 UMKM yang mendapat pendampingan kampus berfokus teknologi ini.
“UMKM ini harus banyak belajar melalui seminar, workshop, dan lain-lain, serta yang paling memiliki dampak adalah pendampingan karena dia sifatnya jangka panjang dan personal berbeda dengan pelatihan,” ujarnya.
Pihak kampus membuka pendaftaran secara cuma-cuma kepada para pelaku UMKM yang memiliki komitmen untuk belajar dan mengembangkan usahanya.
Dalam program kali ini, sebanyak 166 mahasiswa Primakara akan mendampingi 55 pelaku usaha UMKM dalam bidang digitalisasi dengan bantuan yang berbeda-beda disesuaikan dengan persoalan yang dihadapi setiap pelaku UMKM.
“Ini gratis karena program kolaborasi. Mahasiswa juga akan belajar karena ini bagian dari perkuliahan. Kita ingin memberikan tugas yang lebih berdampak,” tandas Rektor Artana. adi.7
Komentar