nusabali

Panitia Nasional Perayaan Nyepi Gelar Upacara Makerthi Ayuning Segara di Jakarta

Wujud Kepedulian Umat Hindu akan Kelestarian Laut

  • www.nusabali.com-panitia-nasional-perayaan-nyepi-gelar-upacara-makerthi-ayuning-segara-di-jakarta

Perayaan Nyepi dimaknai tidak hanya bersifat spiritual dan ritual, tetap juga mencerminkan pelayanan kepada sesama dengan landasan kemanusiaan 

JAKARTA, NusaBali
Panitia Nasional Perayaan Hari Suci Nyepi dan Panitia Nyepi DKI Jakarta menggelar kegiatan Makerthi Ayuning Segara di Pura Segara, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (22/3). Acara tersebut merupakan rangkaian dari perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947, sekaligus sebagai bagian dari persiapan ritual upacara melasti/mekiyis yang akan berlangsung sehari setelahnya. Tujuannya, menjaga kesucian dan keseimbangan alam.

Acara dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Umum Panitia Nasional Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947 Gede Narayana, Ketua Panitia Nyepi DKI Jakarta I Nyoman Sutrisna, Pembimas Hindu Kanwil Kemenag DKI Jakarta Putu Jaya Adnyana Widhita, Koordinator Bidang Kesehatan dan Bhakti Sosial I Nyoman Suarthanu, penggiat Eco Enzym I Ketut Budyano, beserta ratusan umat Hindu se Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Turut hadir Ketua Suka Duka Hindu Dharma (SDHD) Jakarta Raya Made Sudarta, Ketua 3 Panitia Nasional I Nyoman Sukasana, Ketua 4 Panitia Nasional Dewa Gede Oka Susila, Sekjen WHDI Pusat, Ida Ayu K Shinta Dewi, Ketua PSN DKI Jakarta, Ketua WHDI DKI Jakarta Ni Nyoman Rai Sumawati beserta jajaran, Ketua Yapindu I Made Rama beserta jajaran dan para pimpinan organisasi Hindu tingkat nasional.

Koordinator Bidang Kesehatan dan Bhakti Sosial, I Nyoman Suarthanu menyampaikan bahwa kegiatan Makerthi Ayuning Segara tahun ini melibatkan lebih dari 250 orang peserta dari berbagai unsur, termasuk Panitia Nyepi Nasional dan Panitia Nyepi DKI Jakarta, SDHD Banjar se-Jakarta Raya, serta Pengempon Pura se-Jakarta dan Bogor.

"Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari kepedulian umat Hindu terhadap kelestarian lingkungan, khususnya laut yang menjadi sumber kehidupan. Aksi bersih-bersih pantai serta penuangan enco enzym yang kita lakukan hari ini bertujuan tidak hanya untuk menjaga kebersihan, tetapi juga membantu memperbaiki ekosistem laut dengan cara alami," ujar Nyoman Suarthanu. Sementara Ketua Panitia Nyepi DKI Jakarta, I Nyoman Sutrisna dalam sambutannya menambahkan, bahwa Makerthi Ayuning Segara bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi memiliki makna spiritual yang mendalam. Lantaran, melalui kegiatan itu diajarkan untuk senantiasa menjaga keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan.

Umat Hindu membersihkan lingkungan di sekitar Pura Segara, Cilincing, Jakarta. –IST 

"Laut bukan hanya sumber kehidupan, tetapi juga bagian dari proses penyucian diri. Oleh karena itu, kita semua memiliki tanggung jawab untuk merawat dan melestarikannya. Semoga Makerthi Ayuning Segara semakin menguatkan kesadaran kita akan pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari nilai-nilai spiritual," papar Nyoman Sutrisna.

Ketua Umum Panitia Nasional Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947, Gede Narayana menyampaikan, bahwa sebelum pelaksanaan Makerthi Ayuning Segara, telah dilakukan berbagai rangkaian kegiatan, seperti seminar nasional, penanaman pohon mangrove, serta Saka Bhoga Sevanam sebagai bagian dari upaya menjaga keseimbangan alam dan memberikan manfaat bagi masyarakat. "Kami mengajak seluruh komponen umat untuk bersama-sama melaksanakan kegiatan dharma yang berkelanjutan, dengan terus mengadakan kegiatan yang baik dan positif bagi lingkungan dan sesama," ucap Gede Narayana. Pria yang juga Anggota Komisi Informasi Pusat ini menekankan, bahwa perayaan Hari Suci Nyepi tidak hanya bersifat spiritual dan ritual. Melainkan mencerminkan pelayanan kepada sesama dengan landasan kemanusiaan pula.

"Tema besar Nyepi tahun 2025 adalah 'Manawa Sewa Madhawa Sewa', yang berarti pelayanan kepada sesama manusia sebagai wujud pelayanan bhakti kepada Tuhan. Oleh karena itu, melalui berbagai kegiatan sosial dan lingkungan seperti ini, kita menegaskan bahwa perayaan Nyepi bukan hanya tentang refleksi diri, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa memberikan manfaat bagi sesama dan alam semesta," jelas Gede Narayana.

Pelaksanaan Makerthi Ayuning Segara tahun 2025, lanjut Gede Narayana, merupakan ketiga kali dilakukan secara berturut-turut. "Ini menunjukkan komitmen umat Hindu dalam menjaga kebersihan lingkungan dan merawat ekosistem laut sebagai bagian dari nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan," kata Gede Narayana. Sementara Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya menyatakan, Makerthi Ayuning Segara merupakan bagian dari persiapan melasti/mekiyis, yaitu proses penyucian diri dan lingkungan sebelum Hari Suci Nyepi.

"Dalam ajaran Hindu, melasti atau mekiyis bertujuan untuk membersihkan bhuana agung (alam semesta) dan bhuana alit (diri manusia). Oleh karena itu, kegiatan Makerthi Ayuning Segara tidak hanya membersihkan pantai secara fisik, tetapi juga menjadi momentum untuk introspeksi diri agar kita senantiasa menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan," papar Wisnu Bawa Tenaya. Diketahui, Makerthi Ayuning Segara adalah sebagai implementasi ajaran Tri Hita Karana dan sejalan dengan konsep Sad Kerthi. Kegiatan itu, mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan. Selain aksi bersih-bersih pantai, dilakukan juga penuangan enco enzym ke perairan sekitar. Fungsinya, untuk menjernihkan air, mengurai limbah organik, serta menormalkan pH air guna mengembalikan keseimbangan ekosistem laut.

Melalui Makerthi Ayuning Segara, umat Hindu tidak hanya mengekspresikan rasa syukur kepada alam, tetapi juga mengambil langkah konkret dalam menjaga kelestarian lingkungan. Diharapkan kegiatan ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang sebagai bagian dari komitmen terhadap keberlanjutan alam dan keharmonisan hidup. 7 k22

Komentar