Angin Kencang, Piyasan hingga Bale Gong Roboh
Cuaca Ekstrem Diprediksi hingga 25 Maret
GIANYAR, NusaBali - Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Gianyar mengakibatkan bencana pohon tumbang, piyasan hingga bale gong pada sejumlah pura roboh.
Di antaranya Piyasan Pura Desa Adat Lebih, Kecamatan/Kabupaten Gianyar yang roboh pada, Sabtu (22/3) sekitar pukul 12.30 Wita.
Prajuru Desa Adat Lebih, Dewa Nyoman Patra,52, mengungkapkan peristiwa ini terjadi saat dirinya sedang melintas di depan Pura menggunakan sepeda motor. Saat itu, cuaca dalam kondisi hujan deras dan angin bertiup sangat kencang. "Terdengar suara keras dan setelah diperiksa, ternyata bangunan Piyasan Pura telah roboh," ujarnya.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian ditaksir mencapai sekitar Rp 350 juta. Pura ini merupakan tempat ibadah yang sangat penting bagi masyarakat setempat, sehingga kejadian ini menjadi perhatian bersama. Kapolsek Gianyar, Kompol I Nyoman Sukadana menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca yang tidak menentu. "Kami mengimbau kepada seluruh warga agar lebih berhati-hati dalam beraktivitas, terutama saat cuaca ekstrem seperti ini. Jika terdapat bangunan yang berpotensi membahayakan, segera laporkan kepada pihak berwenang agar dapat diambil tindakan pencegahan," ujar Kompol Sukadana.
Sementara itu, pihak Desa Adat Lebih bersama warga akan segera melakukan upaya pembersihan dan perbaikan agar aktivitas keagamaan di Pura dapat kembali berjalan dengan baik. Bhabinkamtibmas dan Babinsa juga terus melakukan monitoring serta memberikan pendampingan kepada warga dalam menghadapi situasi ini.
Angin kencang juga merobohkan Balai Gong di Pura Dalem Taak, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Menurut Jero Mangku Pura Dalem Taak, I Putu Arnawa, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 12.30 Wita. Setelah hujan reda, Jero Mangku merasa cemas dan mengecek Pura Dalem, kemudian mendapati bangunan Balai Gong roboh. Kerugian akibat kejadian tersebut ditaksir sekitar Rp 300 juta.

Bale Gong Pura Dalem Taak Desa Batubulan, Gianyar juga ambruk diterjang angin. –IST
Tim dari Polsek Sukawati dipimpin oleh Kanit Lantas Iptu I Nyoman Sadia, bersama dengan Unit Kecil Lengkap (UKL), Unit Intelkam, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa, mendatangi TKP untuk membantu warga dalam penanganan lebih lanjut. Bale Gong roboh juga terjadi di Pura Pasek Padang Subadra di Banjar Pegesangan, Desa Temesi, Kecamatan Gianyar. Menurut Kelian Dinas Banjar Pegesangan, I Ketut Berata, peristiwa tersebut terjadi sekitar jam 12.45 Wita dan diketahui oleh warga setempat, I Nyoman Sukartawan. Kerugian akibat peristiwa tersebut adalah bangunan yang roboh senilai sekitar Rp 180 juta. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Hujan lebat disertai angin kencang melanda wilayah Bali pada, Sabtu siang hingga sore kemarin berdasarkan data dari Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar kecepatannya tercatat mencapai 48 knot atau setara dengan 89 kilometer per jam. Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho mengatakan dari data pengamatan di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai tercatat kecepatan angin maksimal 48 knot atau 89 kilometer per jam.
“Kondisi itu sudah masuk dalam kategori angin kencang,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Sabtu sore. Cahyo menjelaskan secara klimatologis sebagian besar wilayah Bali masih berada dalam musim hujan. Kejadian hujan ringan hingga lebat yang terjadi di wilayah Bali disebabkan oleh beberapa faktor meteorologis. Salah satu penyebab utamanya adalah keberadaan Bibit Siklon ‘92S’ di Samudera Hindia Selatan Bali yang memicu pertumbuhan awan-awan konvektif di wilayah Bali. Selain itu, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang berada pada kuadran 5 (Maritime Continent) turut mendukung pertumbuhan awan hujan.
“Ditambah lagi, masa udara basah terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 mb (12.000 meter), serta suhu muka laut di sekitar Bali yang berkisar antara 29 hingga 30 derajat celcius, semakin memperkuat potensi hujan dan angin kencang,” jelasnya.
Berdasarkan prediksi BMKG, kondisi cuaca ekstrem diperkirakan masih berlangsung hingga 25 Maret 2025. Wilayah Bali berpotensi mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang dapat disertai kilat, petir, dan angin kencang. Selain itu, tinggi gelombang laut di Perairan Selatan Bali diperkirakan mencapai 1,25 hingga 3 meter, yang dapat membahayakan aktivitas pelayaran. Cahyo mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan.
“Kepada masyarakat dan instansi yang terkait agar tetap waspada terhadap terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang. Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dampak cuaca ekstrem seperti genangan air, banjir, tanah longsor dan pohon tumbang,” pungkasnya. 7 nvi, ol3
Komentar