nusabali

Hujan Angin Robohkan Bangunan Sejumlah Pura

Terjadi di Pura Watu Klotok hingga Pura Panti Pande di Gianyar

  • www.nusabali.com-hujan-angin-robohkan-bangunan-sejumlah-pura

SEMARAPURA, NusaBali - Hujan deras disertai angin kencang melanda hamper seluruh wilayah Pulau Bali, Rabu (19/3).

Kondisi ini berdampak pada sejumlah kerusakan bangunan. Di Klungkung pada, Rabu sore pukul 16.30 Wita tiga bangunan di Pura Watu Klotok, Desa Tojan, Kecamatan Klungkung, roboh hingga rata dengan tanah. Bangunan yang rusak berada di Madya Mandala pura, yakni Bale Kulkul, Bale Pesantian, dan Bale Gong.

Pamangku Pura Watu Klotok, Jero Mangku I Ketut Suantika, mengungkapkan sebelum kejadian, hujan lebat disertai angin kencang melanda kawasan pura. "Saat itu saya sedang berada di Utama Mandala," ujar Jero Mangku Suantika kepada NusaBali. Tak berselang lama, tiga bangunan di Madya Mandala ditemukan sudah roboh. "Ketika bangunan itu jatuh saya tidak terlalu mendengar suara seperti gemuruh karena suara keras hujan angin," tambahnya.  

Dari posisi bangunan, diperkirakan Bale Kulkul roboh lebih dulu, kemudian menimpa Bale Pesantian karena posisinya berdekatan di sisi dangin-dauh (timur-barat). Sementara itu, Bale Gong yang letaknya agak jauh dari dua bangunan tersebut juga roboh.  

Beruntung saat kejadian tidak ada pamedek (umat Hindu yang bersembahyang), meskipun bertepatan dengan rahina Kajeng Kliwon. "Biasanya saat Kajeng Kliwon maupun rahinan banyak pamedek tangkil (datang bersembahyang). Mungkin karena kondisi cuaca ekstrem," ujar Jero Mangku Suantika. Pasca kejadian, pengempon pura langsung berkoordinasi dengan aparat desa setempat. Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Nyoman Suwirta, juga sudah meninjau lokasi.  "Kami belum bisa memastikan jumlah kerugiannya," kata Jero Mangku Suantika.  

Tak hanya di Pura Watu Klotok, hujan deras disertai angin kencang juga menyebabkan Bale Pesandekan di Pura Pujut Gempel, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, roboh pada Rabu sore kemarin.

Kondisi Bale Pesandekan di Pura Pujut Gempel, Desa Kusamba.-IST 

Kapolsek Dawan, AKP I Wayan Budiarta, mengatakan setelah kejadian, Bhabinkamtibmas Desa Kusamba, Aiptu I Wayan Gede, langsung turun ke lokasi untuk memantau kondisi pura yang diempon oleh 190 KK krama Banjar Anyar (Desa Kusamba).  "Kerugian akibat kejadian ini diperkirakan mencapai Rp 250 juta," ujar AKP Budiarta.  

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, I Putu Widiada, menyebut cuaca ekstrem juga menyebabkan sejumlah pohon tumbang di berbagai lokasi. Pihaknya telah melakukan evakuasi terhadap pohon tumbang tersebut, dan tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. "Untuk bangunan pura yang roboh, akan kami lakukan verifikasi lebih lanjut," ujarnya.

Tak hanya di Klungkung, di Gianyar Balai Patamon di Pura Penataran Panti Pande, Desa Adat Kedisan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar juga roboh diterjang angin kencang yang melanda wilayah tersebut pada Rabu pagi pukul 09.30 Wita. Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh Pande Putu Wiramika, yang mendengar suara benda roboh dari arah pura. Setelah mengecek ke lokasi, dia melihat bahwa Balai Patamon telah ambruk dan segera melaporkan kejadian ini kepada Kelian Pura Penataran Panti Pande, Pande Made Oka dan I Made Parsa. Kapolsek Tegallalang, AKP Ketut Wiwin Wirahadi menyampaikan bahwa pihaknya bersama Kelian Pengempon Pura telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar serta Polsek Tegallalang terkait kejadian ini.

Balai Patemon Pura Penataran Panti Pande di Gianyar ambruk. –IST 

"Syukur tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, kerugian akibat robohnya Balai Patamon diperkirakan mencapai Rp150 juta. Saat ini, pembersihan material bangunan yang roboh masih tertunda karena cuaca yang masih hujan," ujar AKP Wiwin Wirahadi.

Terpisah Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Badung, Cahyo Nugroho, menyatakan bahwa selama dua hari terakhir kondisi cuaca di Bali umumnya berawan. Namun, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di beberapa wilayah, terutama di bagian utara dan tengah. Data BMKG mencatat bahwa pada 17 Maret 2025, curah hujan di wilayah Baturiti, Tabanan, mencapai 65,6 mm per hari, sementara di Buleleng mencapai 57,4 mm per hari.

"Berdasarkan analisis dinamika atmosfer, kondisi ini disebabkan oleh aktifnya Gelombang Ekuatorial Rossby di wilayah Bali serta terbentuknya pola konvergensi yang memicu pertumbuhan awan hujan," ungkap Cahyo Nugroho pada Rabu siang. BMKG memperkirakan bahwa potensi cuaca buruk seperti hujan disertai petir masih bisa terjadi di beberapa wilayah Bali. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya pola konvergensi angin, aktifnya Gelombang Rossby, serta kelembaban udara yang tinggi hingga lapisan atas atmosfer. Meskipun demikian, BMKG menegaskan bahwa bibit siklon 91S yang saat ini terdeteksi tidak memberikan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Bali. “Bibit siklon 91S hanya berpengaruh terhadap tinggi gelombang di perairan selatan Bali, yang dapat mencapai 2,5 meter," jelasnya. 7 wan, nvi, ol3

Komentar