nusabali

Warga 3 Desa Manfaatkan Air Hujan

  • www.nusabali.com-warga-3-desa-manfaatkan-air-hujan

Di Nusa Penida, dari 16.615 kepala keluarga (KK), baru 3.700 KK yang mendapat pelayanan PDAM.

Nusa Penida Rentan Dilanda Kekeringan

SEMARAPURA, NusaBali
3 (tiga) dari 16 desa di seberang pulau Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, yakni Desa Pejukutan, Desa Sekartaji dan Desa Tanglad, sampai saat ini belum tersentuh aliran air PDAM. Selama ini untuk memenuhi kebutuhan air, warga mengandalkan air bersih dengan cara memanfaatkan air cubang (tempat penampungan air hujan). Jika tak ada hujan maka warga terpaksa membeli air, sekalipun dengan harga relatif mahal.

Ketiga desa tersebut sulit diakses jaringan PDAM, karena berada di dataran tinggi. Perbekel Desa Pejukutan I Nyoman Yudiadnyanawan saat dihubungi Kamis (14/9), membenarkan hal itu. 807 kepala keluarga (KK) di Desa Pejukutan memang belum tersentuh distribusi air dari pipa PDAM. “Selama ini warga kami membeli air dengan jerigen,” katanya.

Untuk satu jerigen isian 35 liter seharga Rp 10.000. Tiap hari satu KK dengan empat orang dan memiliki ternak, rata-rata menghabiskan air empat jirigen. Setiap harinya warga bisa mengeluarkan uang Rp 40.000 untuk membeli air. “Karena air menjadi kebutuhan pokok, mau tidak mau warga kami harus bekerja keras agar bisa membeli air. Saya pun mengalami hal yang sama,” katanya.

Meskipun sudah membeli dengan harga yang relatif tinggi, sejumlah warga juga kerap tidak mendapatkan air. Pasalnya, desa-desa lain terutama di dataran tinggi juga memerlukan air.

Pihaknya berharap kepada pemerintah bisa segera membantu mengatasi persoalan ini. Rencananya pada tahun 2018, pihaknya akan melakukan pengadaan mobil tanki air dengan menggunakan dana desa untuk melayani masyarakat. Karena kalau mengandalkan mobil tanki dari PDAM otomatis akan terbatas. Karena harus keliling melayani masyarakat lainnya.

Hal senada juga diungkapkan Perbekel Desa Sekartaji I Made Carma. Kata dia, selama ini warga Desa Sekartaji mengandalkan air bersih dengan membeli. Setiap minggunya warga bisa membeli air hingga Rp 200.000. “Memang, rata-rata warga kami memiliki tempat penampungan air,” katanya.

Diakui, belakangan ini pihak terkait yang mendistribusikan air memang terbatas. Beruntung di desa suasana sosialnya masih tinggi, sehingga warga bisa saling berbagi satu sama lain.

Direktur PDAM Klungkung Nyoman Renin Suyasa mengatakan, cakupan pelayanan PDAM Klungkung di Nusa Penida baru bisa mengkover 30 persen penduduk di Nusa Penida. “Dari 16.615 kepala keluarga (KK) baru 3.700 KK yang sudah mendapat pelayanan PDAM,” ujarnya.

Pihaknya menarget pada tahun 2018 semua desa di Nusa Pendia bisa dilayani. Diakui saat ini memang ada tiga desa belum bisa dilayani yakni Desa Pejukutan, Desa Tanglad, dan Desa Sekartaji.

Mengenai target layanan 100 persen untuk akses air minum seluruh masyarakat pada tahun 2019, akan dilayani melalui proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) cq Direktorat Jenderal Cipta Karya. Hal ini sulit hanya direalisasikan oleh PDAM karena posisi rumah warga di Nusa Penida banyak yang menyebar. Oleh kerena itu memerlukan anggaran dan waktu yang cukup lama untuk membuka jaringan distribusi air.

Jelas Renin, dari dua pompa yang dimiliki PDAM Klungkung di Nusa Penida, saat ini hanya satu unit yang bisa beroperasi dengan produksi air 18 liter/detik (lt/dt). Dengan adanya tambahan instalasi listrik ini, akan terjadi penambahan produksi air 12 lt/dt. *wa

Komentar