nusabali

Distan Vaksin Ratusan Ekor Anjing dan Kucing di Desa Pancasari

Desa Masih Dilema Tangani Anjing Liar

  • www.nusabali.com-distan-vaksin-ratusan-ekor-anjing-dan-kucing-di-desa-pancasari

SINGARAJA, NusaBali - Ratusan warga Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada Buleleng berbondong-bondong mendatangi Kantor Perbekel, Senin (3/3) pagi kemarin.

Mereka membawa hewan peliharaan anjing dan kucing untuk di vaksin rabies. Sebagian petugas vaksinasi berkeliling di sekitar Pasar Pancasari yang menjadi lokus gigitan untuk memvaksin anjing liar.

Vaksinasi massal ini dilaksanakan Dinas Pertanian Buleleng pasca munculnya kasus gigitan yang menelan korban jiwa Senin (24/2). Total sebanyak 295 ekor anjing dan kucing peliharaan warga divaksin. Kepala Dinas Pertanian Buleleng Gede Melandrat mengatakan, Pancasari mendapat prioritas vaksin rabies untuk hewan peliharaan dan anjing liar, karena kasus gigitan yang mengakibatkan korban jiwa terjadi di Pasar Pancasari. Vaksinasi massal ini diharapkan dapat membentuk kekebalan kelompok anjing, sehingga dapat menekan penyebaran rabies dari anjing yang positif.

“Tingkat kesadaran masyarakat tadi sangat baik, terutama yang memelihara anjing dan kucing. Yang rentan malah anjing liar yang tadi juga kami temukan di sekitar pasar. Tadi sudah divaksin juga menggunakan tulup,” ucap Melandrat.

Selanjutnya Distan Buleleng akan melakukan vaksinasi massal di sejumlah desa yang terpantau ada kasus gigitan positif rabies. Menurut Melandrat, Dinas Pertanian pada tahun 2024 lalu, mencatat 181 kasus gigitan anjing. Sebanyak 108 gigitan negatif dan 73 gigitan positif. Beruntungnya tahun 2024 tidak ada kasus yang berakibat fatal. Kemudian pada bulan Januari-Februari 2025, ada 21 kasus gigitan. Sebanyak 13 kasus gigitan negatif dan 8 kasus lainnya positif dan 1 orang meninggal dunia.

“Mudah-mudahan kasus kemarin (korban gigitan rabies meninggal dunia), menjadi pelajaran bersama, betapa bahayanya jika tidak mengikuti SOP penanganan kasus gigitan (tidak datang ke faskes setelah 14 hari masa observasi). Anjing liar kami tidak sarankan eliminasi karena sejumlah pertimbangan, hanya di vaksin saja,” imbuh Melandrat.

Sementara itu, Perbekel Pancasari I Wayan Komiarsa menjelaskan kasus gigitan rabies hingga menelan korban jiwa di wilayahnya, tidak terpantau. Karena korban dari luar desa dan peristiwa gigitan sudah 6 bulan oleh anjing liar. Dia mengakui di Pasar Pancasari memang ada sejumlah anjing liar yang tidak diketahui datang dari mana. Hal ini pun membuat desa yang sudah membentuk Tim Siaga rabies (Tisira) dilema untuk penanganan anjing liar.

Satu sisi anjing liar sangat membahayakan, namun sisi lain juga tidak boleh dieliminasi sembarangan. “Keterbatasan kami untuk penanganan anjing liar ini terbentur regulasi. Kalau dulu yang tidak memakai kalung saja sudah dikategori liar dan langsung di eliminasi. Kalau sekarang tidak boleh, tidak ada anjuran pemusnahan, di situ kesulitan kami,” terang Komiarsa.

Berbeda dengan penanganan anjing peliharaan warga. Komiarsa pun menyebut dari 1.400 KK warga Desa Pancasari hampir 90 persennya memelihara anjing, sebagai penjaga rumah. Bahkan tidak sedikit anjing yang dipelihara adalah anjing ras. Warga yang punya hewan peliharaan pun antusiasme memvaksin dan menjaga kesehatan anjing atau kucing kesayangannya.

“Harapan kami dari desa, pemerintah melakukan vaksin secara reguler, mengantisipasi anjing-anjing liar yang tidak bisa kami pantau,” terang Komiarsa.7 k23

Komentar