Dua Bulan Terakhir, Distan Buleleng Catat 8 Kasus Gigitan Suspect Rabies
Satu Meninggal Dunia
SINGARAJA, NusaBali - Dinas Pertanian Buleleng mencatat 21 kasus gigitan anjing selama dua bulan terakhir.
Sebanyak 13 kasus dinyatakan negatif dan 8 kasus gigitan dinyatakan positif rabies. Satu orang korban gigitan anjing meninggal dunia. Desa dengan kasus gigitan positif segera akan diintervensi dengan vaksinasi rabies massal yang akan dimulai Senin (3/3) ini.
Delapan kasus positif gigitan rabies ini diantaranya ditemukan di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, yang mengakibatkan I Kadek Sugiartama, 35, warga Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng meninggal dunia. Selain itu kasus gigitan positif juga ditemukan di Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan, Desa Tirtasari Kecamatan Banjar, Desa Pangkungparuk di Kecamatan Seririt. Empat kasus gigitan lainnya ada di Desa Patas, Sanggalangit, Tinga-Tinga dan Penyabangan di Kecamatan Gerokgak.
Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Gede Melandrat, dihubungi Jumat (28/2) kemarin mengatakan, lokus-lokus gigitan positif rabies ini sudah dipetakan sebelumnya. Distan Buleleng pun sudah menyiapkan gerakan vaksinasi rabies massal yang akan dimulai pada Senin (3/3) ini.
“Vaksinasi pertama kita akan fokuskan dan prioritaskan di Desa Pancasari dulu, di lokus gigitan anjing yang menyebabkan korban jiwa. Selanjutnya nanti baru akan menyasar desa lain yang juga ada kasus gigitan positif,” terang Melandrat.
Selain menyiapkan tim vaksinasi, pihaknya juga sudah menjemput vaksin rabies ke provinsi pada Jumat kemarin. Sebanyak 10 ribu dosis vaksin, diberikan Pemprov Bali untuk penanganan kasus rabies di Buleleng. “Hari ini sudah kita ambil lagi vaksinnya ke Denpasar untuk menambah ketersediaan vaksin kita di Buleleng. Sampai saat ini vaksin rabies yang siap ada 18.024 dosis,” ucap Melandrat.
Menurunnya, ketersediaan vaksin rabies yang akan disuntikkan kepada anjing, masih jauh jika dibandingkan dengan jumlah populasi anjing di Buleleng. Data terkini populasi anjing ada di angka 70.298 ekor, tersebar di 9 kecamatan. Meskipun terbatas, ketersediaan vaksin rabies menurutnya sangat fleksibel, karena dapat diajukan ketika vaksin di kabupaten sudah habis.
Sementara itu dalam pencegahan dan penanganan kasus rabies di Buleleng, dia pun berharap peran serta aktif dari seluruh Tim Siaga Rabies (Tisira) di seluruh desa dan kelurahan di Buleleng. Relawan juga disarankan untuk lebih gencar melakukan sosialisasi dan edukasi, tidak hanya tentang memelihara anjing dengan bertanggung jawab, tetapi juga memahami bahaya rabies.
“Kejadian kemarin (kasus gigitan yang menelan korban jiwa), harapan kami menjadi pelajaran bagi masyarakat. Sehingga tidak lagi menyepelekan kasus gigitan anjing dan mengabaikan SOP penanganan yang telah disampaikan petugas medis di fasilitas kesehatan. Mudah-mudahan tidak ada lagi kasus yang sama terulang,” papar Melandrat.7 k23
Komentar