Prabowo Tak Nyapres Lagi Jika Empat Tahun Pimpin Pemerintahan Tak Berprestasi
Jika Empat Tahun Pimpin Pemerintahan Tak Berprestasi
Kendati menerima dukungan, Prabowo bakal tetap mengedepankan penilaian publik
JAKARTA, NusaBali
Meski baru menjabat presiden pada 20 Oktober 2024 kemarin, banyak yang menginginkan Presiden Prabowo Subianto maju kembali di tahun 2029 mendatang. Presiden Prabowo mengaku, tidak ingin memenuhi permintaan berbagai pihak untuk maju di Pilpres 2029 bila pemerintahan yang ia pimpin pada saat ini tak menorehkan prestasi.
“Baru 100 hari kerja, sudah disuruh nyapres. Tapi saya katakan, kalau tahun keempat saya mengabdi dan saya kecewa dengan prestasi saya, saya tidak akan maju tahun 2029,” tegas Prabowo saat pidato pada penutupan Kongres Partai Demokrat di Jakarta, Selasa (25/2) malam.
Kendati menerima dukungan, Prabowo bakal tetap mengedepankan penilaian publik. Ia mengatakan, malu pada rakyat bila harus 'nyapres' tanpa mencatatkan performa gemilang pada kabinetnya sekarang. “Saya malu sama rakyat Indonesia, untuk apa? Kalau tidak mampu, lebih baik saya hormat,” jelas mantan Danjen Kopassus, ini.
Selain menyampaikan sejumlah pandangan, Prabowo turut menyampaikan rasa sukacita atas terpilihnya kembali Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. “Selamat atas terpilihnya kembali saudara Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Ketum Partai Demokrat untuk lima tahun yang akan datang,” imbuh Prabowo.
Dalam kesempatan itu, Prabowo mengungkapkan, dirinya kerap meminta masukan dari pemimpin terdahulu, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi). Ia mencontohkan, sejumlah fondasi yang kuat dalam menghadapi berbagai krisis, terutama krisis keuangan dunia pada 2008, merupakan hasil dari kebijakan yang diterapkan oleh SBY saat menjabat sebagai presiden ke-6 RI. “Semua ini fondasi yang dibangun Pak SBY menghadapi krisis demi krisis. Krisis keuangan dunia 2008 yang disebut the Black Monday, crash negara-negara kapitalis, Wall Street crash, perusahaan-perusahaan terbesar gulung tikar, tetapi Indonesia aman,” kata Prabowo.
Oleh sebab itu, Prabowo mengaku atas jasa tersebut dirinya masih menggunakan beberapa anggota tim dari yang berada dalam lingkaran SBY untuk bekerja di kabinetnya. Dia menegaskan, tidak ada unsur cawe-cawe dalam hubungan antara dirinya dan SBY. Justru dirinya yang secara langsung meminta cawe-cawe masukan dan belajar dalam memimpin pemerintahan. “Ini jangan ada pikiran cawe-cawe lah, enggak ada. Saya yang minta dicawe-cawe. Saya datang ke Pak SBY minta masukan, bener Pak SBY? Bapak tidak pernah titip-titip apa-apa ke saya, enggak pernah,” tegasnya. Selain itu, Prabowo juga mengaku pentingnya belajar dari pengalaman kepemimpinan dari pemimpin presiden ke-7, Jokowi.
Prabowo berusaha menggali pengetahuan dari pemimpin terdahulu yang telah membawa Indonesia melewati berbagai tantangan besar. Hal tersebut dikarenakan Prabowo ingin terus mengembangkan bangsa dengan memanfaatkan pengalaman serta kebijakan yang sudah terbukti dari SBY dan Jokowi, demi kesejahteraan rakyat Indonesia. “Saya datang. Ada yang mengatakan Pak Jokowi, enggak ada. Saya datang ke Pak Jokowi. Pak SBY mimpin 10 tahun, Pak Jokowi mimpin 10 tahun, 20 tahun pengalaman mereka, hanya orang yang bodoh yang tidak mau belajar dari 20 tahun pengalaman,” imbuh Prabowo. k22
Komentar