nusabali

Bank Indonesia Tekankan Penguatan Pariwisata dan Keuangan Berkelanjutan

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Bali

  • www.nusabali.com-bank-indonesia-tekankan-penguatan-pariwisata-dan-keuangan-berkelanjutan

DENPASAR, NusaBali - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi Bali pada 2025 yang diproyeksikan mencapai 5,0-5,8% (yoy) lebih tinggi dibandingkan proyeksi ekonomi nasional yang berada di rentang 4,7-5,5% (yoy).

Untuk mencapai target tersebut, BI menekankan strategi penguatan sektor pariwisata berkualitas serta diversifikasi ekonomi melalui pertanian, perdagangan, dan investasi.

Stabilitas nilai tukar Rupiah serta kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) juga diperkuat guna mendukung penyaluran kredit ke sektor prioritas, sejalan dengan program pemerintah dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Bali ini disampaikan dalam acara BALINOMICS, di Denpasar yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali pada Selasa, 25 Februari 2025. Dalam acara ini, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menjelaskan kebijakan Bank Indonesia terus diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah, termasuk dengan mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75%.

Menurutnya, kebijakan ini bertujuan untuk mengendalikan inflasi dalam sasaran 2,5±1%, menstabilkan nilai tukar Rupiah, serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Bali. Selain itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) ditingkatkan untuk mendorong penyaluran kredit perbankan ke sektor-sektor prioritas yang dapat menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi, sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah,” jelas Erwin dalam siaran persnya, Kamis (26/2).

Lebih lanjut, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2025 menunjukkan optimisme masyarakat dengan capaian 137,75, sementara Indeks Penjualan Riil (IPR) Januari 2025 meningkat menjadi 117,2. “Dari sisi dunia usaha, Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mencatat Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 29,56% pada triwulan IV 2024, mencerminkan aktivitas usaha yang tetap kuat,” ungkapnya.

Untuk menjaga momentum pertumbuhan ini, diperlukan kolaborasi strategis dari berbagai pihak guna memperkuat sektor pariwisata berkualitas dan mendorong diversifikasi ekonomi ke sektor lain seperti pertanian, perdagangan, dan investasi. “Bank Indonesia juga terus berupaya memperkuat hilirisasi pangan melalui program pembinaan UMKM serta penguatan akses pembiayaan, agar sektor riil dapat tumbuh lebih inklusif dan berdaya saing,” kata Erwin.

Dalam BALINOMICS, pelaku usaha pariwisata Ida Bagus Agung Partha Adnyana, yang akrab disapa Gus Agung, turut hadir sebagai narasumber dan membahas strategi penguatan sektor pariwisata Bali. Ia menyoroti tantangan yang dihadapi industri pariwisata di tengah ketidakpastian ekonomi global, khususnya pada sektor Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE).

Untuk menjadikan Bali tetap kompetitif sebagai destinasi unggulan, Gus Agung menekankan perlunya diversifikasi produk wisata, seperti ekowisata, wisata budaya, wisata gastronomi, dan wisata kesehatan. Selain itu, optimalisasi infrastruktur dan aksesibilitas, pemasaran digital melalui branding media sosial, serta kolaborasi dengan sektor swasta dan komunitas juga menjadi faktor kunci dalam meningkatkan daya saing industri pariwisata Bali. t

Komentar