nusabali

Desa Pemecutan Kelod Gelar Lomba Bulan Bahasa Bali VII untuk Lestarikan Bahasa dan Aksara Bali

  • www.nusabali.com-desa-pemecutan-kelod-gelar-lomba-bulan-bahasa-bali-vii-untuk-lestarikan-bahasa-dan-aksara-bali
  • www.nusabali.com-desa-pemecutan-kelod-gelar-lomba-bulan-bahasa-bali-vii-untuk-lestarikan-bahasa-dan-aksara-bali
  • www.nusabali.com-desa-pemecutan-kelod-gelar-lomba-bulan-bahasa-bali-vii-untuk-lestarikan-bahasa-dan-aksara-bali

DENPASAR, NusaBali.com – Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, menggelar lomba dalam rangka Bulan Bahasa Bali VII pada Rabu (5/2/2025). Kegiatan yang berlangsung di Pura Agung Pasek Tegal, Jalan Imam Bonjol, Denpasar Barat ini bertujuan melestarikan bahasa dan aksara Bali di tengah kemajuan zaman.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Pemecutan Kelod, Made Arka, mengatakan bahwa kegiatan tahun ini mengusung tema Jagat Kerthi. "Kami menggelar tiga kategori lomba, yaitu Nyurat Aksara Bali untuk tingkat SD, Nguwacen Bahasa Bali untuk remaja atau sekaa teruna, serta Masatua Bali untuk ibu-ibu PKK," ujarnya.

Lomba ini diikuti oleh 16 banjar yang berada di lingkungan Desa Pemecutan Kelod. Total peserta yang berpartisipasi mencapai 34 orang, dengan rincian 15 peserta untuk Nyurat Aksara Bali, 7 peserta untuk Nguwacen Bahasa Bali, dan 11 peserta untuk Masatua Bali.

Acara ini turut dihadiri oleh Camat Denpasar Barat Ida Bagus Made Purwanasara, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pemecutan Kelod, LPM Pemecutan Kelod, serta Kelian Adat dan Kelian Dinas dari masing-masing banjar di desa tersebut. Perbekel Desa Pemecutan Kelod secara resmi membuka acara didampingi LPM, Sekretaris Desa, serta para prajuru banjar.

Made Arka menambahkan bahwa kegiatan ini sangat penting dalam menjaga eksistensi bahasa Bali di tengah perkembangan zaman. "Saat ini, penguasaan bahasa Bali di kalangan anak-anak masih minim. Harapannya, bahasa Bali dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya di momen tertentu," katanya.

Ia juga berharap ke depan kategori lomba semakin berkembang dan pemerintah desa, baik desa adat maupun desa dinas, dapat memberikan lebih banyak wadah bagi masyarakat dalam melestarikan bahasa Bali. "Sejalan dengan konsep Jagat Kerthi, kami ingin mengajak masyarakat, baik pelajar maupun umum, agar terus mencintai dan menggunakan bahasa Bali," pungkasnya. *m03

Komentar