Brida Buleleng Susun Kajian Pengembangan Komoditas Kopi
SINGARAJA, NusaBali - Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Buleleng, tahun ini sedang berproses menyusun naskah akademik lima penelitian sebagai acuan inovasi daerah kedepannya.
Salah satunya kajian pengembangan komoditas kopi robusta dan arabika, sebagai salah satu komoditas unggulan di bidang perkebunan.
Kepala Brida Buleleng, Made Supartawan, Minggu (23/2) kemarin menjelaskan, kajian pengembangan perkebunan kopi di Buleleng didasari dengan potensi yang dimiliki. Data Badan Statistik menyebut luas lahan kopi di Buleleng di angka 13.126 hektare. Terdiri dari 2.854 hektare lahan kopi arabika dan 10.272 hektare kopi robusta.
Kawasan perkebunan kopi robusta dan arabika berada di Desa Wanagiri di Kecamatan Sukasada, Desa Gobleg, Munduk, Gesing di Kecamatan Banjar, Desa Puncak Sari, Bongan Cina, Tista, Sepang Kelod, dan Umejero di Kecamatan Busungbiu.

Lahan perkebunan kopi di Buleleng yang tahun ini sedang disusun kajian pengembangan komoditas oleh Brida Buleleng. –LILIK
“Kami bekerjasama dengan Universitas Warmadewa untuk meneliti dan mengkaji pengembangan komoditas unggulan kopi Arabika dan Robusta di Kabupaten Buleleng. Outputnya nanti akan menjadi rancangan Peraturan Bupati (Perbup), untuk penetapan dan peningkatan produk dan pengolahan,” ucap Supartawan.
Tim peneliti akan mulai bergerak di awal Maret ini untuk mendapatkan data-data di lapangan. Termasuk empat penelitian lainnya yang meliputi sistem proteksi kebakaran dan penyelamatan, penanggulangan kemiskinan, rencana induk pengembangan pendidikan kabupaten dan rencana induk dan peta jalan pemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang merupakan turunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Menurut Supartawan, penelitian ini akan menggali data di lapangan dari sektor hulu hingga hilir perkebunan kopi di Buleleng. Supartawan menyebut dalam penyusunan roadmap pengembangan komoditas unggulan kopi dapat terpetakan penyediaan sarana budidaya, memberi kepastian usaha bagi petani kopi dan menjaga harga komoditas. Selain juga memitigasi risiko usaha, pemberdayaan dan bantuan permodalan kepada petani. Sementara dari sektor hilir meliputi peningkatan kualitas infrastruktur, promosi dan investasi serta kerjasama.7 k23
Komentar