nusabali

Perbatasan Tabanan Bersolek Picu Kesenjangan dengan Perbatasan Buleleng

  • www.nusabali.com-perbatasan-tabanan-bersolek-picu-kesenjangan-dengan-perbatasan-buleleng

SINGARAJA, NusaBali - Pemandangan menarik terjadi di perbatasan Kabupaten Buleleng dengan Kabupaten Tabanan di kawasan puncak Bedugul. Kesenjangan nampak sangat jelas pada bangunan candi bentar perbatasan dua kabupaten bertetangga ini.

Candi bentar perbatasan Tabanan yang sedang dalam proses pengerjaan, nampak sangat megah. Sedangkan candi perbatasan Kabupaten Buleleng yang berjarak tidak lebih 500 meter di sebelah utara sangat sederhana dengan besi melengkung.

Bangunan candi bentar di Desa Candikuning, Baturiti, Tabanan, dibangun dengan totalitas. Candi bentar besar itu bernuansa coklat dan melintang di atas jalan Denpasar-Singaraja. Candi bentar itu disatukan dengan bangun berbentuk lambang Kabupaten Tabanan di bagian tengahnya.

Sedangkan candi bentar perbatasan Kabupaten Buleleng di wilayah Desa Pancasari hanya berupa pondasi beton yang dilengkapi besi melengkung di atasnya. Perbatasan yang menjadi ciri kewilayahan ini sangat sederhana dan polos, tanpa tulisan selamat datang maupun identitas nama kabupaten. Bahkan malah terkesan tidak terurus, karena besi yang melengkung mulai dipenuhi tanaman rambat.

Anggota DPRD Buleleng asal Pancasari Wayan Indrawan, menyoroti kesenjangan perbatasan wilayah Buleleng. Dia mengaku malu dengan kondisi perbatasan Buleleng yang sangat apa adanya. Menurutnya, bangunan yang menjadi tanda batas wilayah tidak terlihat, karena yang terpasang hanya besi kosongan tanpa tulisan dan atribut yang menjadi ciri khas Buleleng.

“Orang awam itu berpikir, setelah melewati Tabanan ini masuk wilayah apa. Tidak tahu mereka, karena tidak ada penjelasan,” ucap Indrawan yang akrab disapa Jes, Senin (17/2).

Kondisi bangunan perbatasan kabupaten ini diakuinya sudah berkali-kali diusulkan untuk kembali di tata Pemkab Buleleng. Usulan sudah pernah disampaikan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng, maupun Dinas Pariwisata Buleleng, melalui obrolan non formal maupun rapat-rapat resmi.

“Saya sudah tiga kali mengusulkan kepada pemerintah agar ada penataan lah sedikit di perbatasan. Tidak hanya saya, beberapa teman di dewan juga sempat menyampaikan hal yang sama. Kondisi ini tidak hanya di perbatasan Buleleng selatan (Pancasari) saja yang begini, yang di barat perbatasan dengan Jembrana dan di timur di perbatasan dengan Karangasem juga kondisinya sama. Tetapi sampai saat ini belum ada respon dari pemerintah daerah,” imbuh anggota Fraksi PDI Perjuangan ini.

Dia pun kembali mendesak pemerintah untuk memperhatikan kawasan perbatasan. Sebab menurutnya hal ini penting untuk menunjukkan citra daerah. “Mudah-mudahan dengan pimpinan baru nanti, penataan kawasan perbatasan ini bisa dipertimbangkan,” harap dia.7 k23

Komentar