nusabali

Daftar Top 1.000 Sekolah Tak Dikeluarkan Lagi

  • www.nusabali.com-daftar-top-1000-sekolah-tak-dikeluarkan-lagi

JAKARTA, NusaBali - Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) sebagai penyelenggara seleksi masuk kampus negeri pada 2021 lalu pernah merilis daftar pemeringkatan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dikenal dengan Top 1000 Sekolah.

Saat itu, pemeringkatan disusun berdasarkan rata-rata nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) para siswa yang dikelompokkan per sekolah asal. Daftar tersebut dikeluarkan lagi pada 2022.

Hanya saja, sejak 2023 pelaksana seleksi tak lagi mengeluarkan Top 1000 Sekolah. Nah, apakah tahun ini daftar pemeringkatan yang keberadaannya banyak dicari publik itu akan dirilis?

Sekretaris Eksekutif Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Bekti Cahyo Hidayanto mengungkapkan pada 2021 daftar tersebut dikeluarkan dengan tujuan untuk evaluasi sekolah berdasar nilai UTBK. "Tahun 2021 tidak memandang jumlah siswa. Tapi tidak fair, karena yang diambil nilai rata-rata UTBK. Jadi misalnya ada sekolah yang ikut cuma satu siswa dan kebetulan nilainya tinggi bisa jadi sekolah itu jadi nomor satu," ujar Bekti dalam Sosialisasi SNPMB dan Seleksi Masuk Unpad Tahun 2025, Jumat (31/1) yang dituliskan Senin (10/2).

Tahun selanjutnya metode pemeringkatan diperbaiki. Hanya sekolah yang memiliki minimal 40 siswa sebagai peserta UTBK bisa masuk dalam Top 1000 Sekolah. "Tahun 2022 kita mengeluarkan Top 1000, sekolah yang diranking minimal jumlah siswa 40 yang ikut UTBK," ujar pengajar di Departemen Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.

Menurut Bekti, dalam perkembangannya, panitia melihat pemanfaatan daftar tersebut tidak sesuai dengan tujuan awalnya. "Dalam perkembangan jadi kemana-mana. Sehingga kalau orang tua mau mencari sekolah anaknya melihat peringkat itu dulu. Bahkan sampai hari ini masih sering muncul dengan judul Top 10 Sekolah berdasarkan LTMPT 2022. Padahal itu kan sudah lama," katanya.

Akhirnya panitia memutuskan tidak mengeluarkan lagi daftar tersebut pada mulai tahun 2023 dan tahun selanjutnya. Pasalnya pemeringkatan tersebut dijadikan komoditas. "Karena di masyarakat peringkat itu kemudian jadi komoditas," ujar Bekti.

Dampak peringkat yang dijadikan komoditas itu, lanjut Bekti, kemudian dilakukan framing macam-macam dan dipercaya oleh berbagai pihak. "Akhirnya kami tidak keluarkan lagi," ucap Bekti. Ia melanjutkan,"(tahun) 2025 juga tidak akan kami keluarkan lagi."

Meski begitu, panitia SNPMB tetap punya daftar peringkat dalam bentuk indeks sekolah. Hanya saja, indeks sekolah tidak diumumkan pada publik dan hanya diberikan pada pihak kampus. "Kami punya peringkat tapi untuk keperluan internal untuk menyeleksi, bukan untuk masyarakat tahu sekolah ini lebih tinggi dari ini," tuturnya. 7

Komentar