nusabali

Sebelum Pelantikan, Koster Jaga Kesehatan

Akan Ganti Nomenklatur Desa Wisata Jadi Desa Budaya

  • www.nusabali.com-sebelum-pelantikan-koster-jaga-kesehatan

DENPASAR, NusaBali - Gubernur Bali terpilih periode 2025-2030 mengaku tidak melakukan persiapan khusus mengikuti pelantikan serentak kepala daerah di Jakarta pada 20 Februari 2025.

Pun, untuk mengikuti pembekalan atau retreat di Magelang, Jawa Tengah, yang dilangsungkan setelah pelantikan selama seminggu, Koster mengaku hanya berusaha menjaga kesehatan. 

Koster bersama Wakil Gubernur Bali terpilih I Nyoman Giri Prasta akan berangkat ke Jakarta ditemani istri masing-masing. Sebelum mengikuti pelantikan dan pembekalan, keduanya dijadwalkan mengikuti pemeriksaan kesehatan. “Nggak ada persiapan (khusus) yang penting sehat. (Tes kesehatan) tanggal 17 (Februari),” ujar Koster ditemui saat menghadiri seminar Bulan Bahasa Bali ke-7 di Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, Sabtu (15/2). 

Sebelumnya pelantikan Koster-Giri dan kepala daerah lain yang hasil Pilkadanya tidak bersengketa di Mahkamah Konstitusi (MK) rencananya dilakukan pada 6 Februari 2025. Namun, dengan pertimbangan putusan MK terhadap hasil Pilkada yang bersengketa dapat diputuskan lebih awal (putusan dissmisal), maka pelantikan kepala daerah akhirnya diputuskan serentak pada 20 Februari 2025. Koster mengaku tidak masalah dengan pengunduran waktu pelantikan, karena masa jabatannya tidak berkurang. 

Sejumlah program yang dijanjikan selama masa kampanye juga tidak sabar segera direalisasikannya bersama Wagub Giri Prasta. “Saya terus terang sudah ancang-ancang tancap gas,” ucapnya. Dalam acara seminar Bulan Bahasa Bali, selain akan segera mengeluarkan kebijakan wajib penulisan aksara Bali pada kemasan produk beredar di Bali, Koster juga mengungkap akan melakukan perubahan nomenklatur desa wisata menjadi desa budaya begitu usai dilantik. 

“Pak Kadis, ingatkan saya nanti, saya punya agenda akan menghilangkan nomenklatur desa wisata akan saya ganti dengan nomenklatur desa budaya,” ujar Koster berpesan kepada Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha. Perubahan nomenklatur itu bukan sekadar perubahan nama, namun perubahan itu diharapkan memberikan perspektif yang lebih tepat dalam memberdayakan desa di Bali sebagai destinasi wisata berbasis budaya. Koster khawatir nomenklatur desa wisata lama kelamaan akan menyebabkan pragmatisme yang berujung budaya sebagai dasar pariwisata di Bali termasuk desa, justru terlupakan dan ditinggal. 

Menurutnya, tanpa budaya, Bali akan kesulitan bersaing sebagai destinasi wisata kelas atas dunia. Karena itu perubahan nomenklatur desa wisata menjadi desa budaya diharapkan menjaga karakter dan identitas Bali, sehingga budaya Bali pun akan semakin maju. “Itulah yang menjadi daya tarik. Kalau (budaya) itu terjaga dengan baik, otomatis tanpa disebut desa wisata, daerah desa yang dikunjungi oleh wisatawan menjadi destinasi wisata,” tandas Koster. 

Sebelumnya Gubernur dan Wakil Gubernur Bali terpilih periode 2025-2030 Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta bersama seluruh Bupati-Wakil Bupati, dan Walikota-Wakil Walikota terpilih se-Bali menggelar upacara Mejaya-jaya di Pura Agung Besakih bertepatan dengan Hari Suci Pagerwesi dan Purnama Kawulu, Buda Kliwon Sinta, Rabu (12/2) pagi. Upacara mejaya-jaya ini dilaksanakan sebelum para kepala daerah terpilih hasil Pilkada 2024 ini dilantik secara resmi sebagai kepala daerah di Jakarta, Kamis (20/2). Upacara mejaya-jaya ini juga diartikan sebagai ‘pelantikan’ secara niskala bertujuan untuk memohon restu, menyucikan diri dan pikiran serta menguatkan secara lahir dan bathin, juga untuk memohon tuntunan dan bimbingan dari Ida SangHyang Widhi Wasa.

Harapan lainnya agar selama bertugas memimpin daerah mampu menolak berbagai pengaruh negatif atau mala dalam diri. Mampu menjalankan ajaran kebenaran sesuai petunjuk agama. Sehingga mampu memimpin dengan baik, untuk kesejahteraan masyarakat.

Untuk diketahui Pasangan Koster-Giri secara resmi ditetapkan KPU Bali sebagai Cagub-Cawagub Bali terpilih periode 2025-2030 pada, Kamis (9/1) lalu. Koster-Giri yang diusung PDIP dan parpol koalisi memenangkan Pilgub Bali dengan mengalahkan pasangan Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) yang diusung Koalisi Indonesia Maju yang dimotori Partai Golkar, Gerindra, Demokrat, PSI dan NasDem. Koster-Giri memperoleh 1.413.604 suara atau 61,46 persen dari total suara sah. 7 adi 

Komentar