nusabali

Koster Akan Wajibkan Aksara Bali

Pada Kemasan Produk yang Beredar di Bali

  • www.nusabali.com-koster-akan-wajibkan-aksara-bali

Di periode kedua, Koster akan mengeluarkan regulasi berupa pergub atau SE  yang mewajibkan produsen menyertakan aksara Bali dalam kemasan produk.

DENPASAR, NusaBali 
Gubernur Bali terpilih periode 2025–2030 Wayan Koster menyatakan akan tancap gas setelah kembali dilantik menjadi gubernur pada 20 Februari 2025 nanti. Salah satu gebrakannya adalah mewajibkan seluruh produk industri maupun UMKM yang beredar di Bali menggunakan aksara Bali dalam nama produk di kemasannya. 

Hal itu disampaikan Gubernur Bali periode 2018-2023 itu saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Bulan Bahasa Bali ke-7 Tahun 2025, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, Sabtu (15/2). 

“Di periode kedua, saya akan tancap gas untuk percepatan perluasan pemantapan penggunaan aksara Bali di segala lini kehidupan, termasuk produk-produk hasil UMKM di Bali akan distandarkan kewajiban menggunakan aksara Bali,” tandas Koster. 

Koster menegaskan komitmen menjaga dan melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali sangat penting untuk dilakukan. Aksara Bali merupakan salah satu unsur kebudayaan dan identitas utama yang dimiliki masyarakat Bali. 

Menurut Koster, penggunaan aksara Bali dalam kemasan produk sudah dilakukan oleh produsen arak Bali. Saat memimpin Bali kembali, Koster akan segera mengeluarkan regulasi berupa peraturan gubernur (pergub) atau surat edaran (SE) yang mewajibkan produsen menyertakan aksara Bali dalam nama jenama (merek) yang ditampilkan dalam kemasan. 

“Kalau ada standar nasional, kita di Bali bikin saja standar di Bali. Nanti akan dipikirkan lembaga untuk (melakukan) sertifikasi,” kata politikus asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng, ini. 

Koster mengatakan masyarakat Bali harus bersyukur karena memiliki warisan berupa aksara sendiri. Menurutnya tidak semua bangsa di dunia memiliki warisan aksara sebagai sebuah identitas unik. Hal ini menandakan peradaban orang Bali terbilang tinggi karena mampu mewariskan budaya berupa aksara. 

“Kalau kita sudah diberikan, bikin tidak bisa, menggunakan juga tidak bisa, menurut saya itu kebangetan, dosa kepada leluhur. Harusnya kita bangga punya aksara Bali,” ujar Koster. 

Satu kekhawatiran disampaikan ayah dua putri dengan merosotnya pertumbuhan jumlah penduduk asli Bali. Koster kembali menyampaikan bahwa nama orang Bali, Nyoman (anak ketiga) dan Ketut (anak keempat) sudah semakin langka ditemui saat ini. Dia mengingatkan menurunnya jumlah populasi Bali akan mengancam keberlangsungan budaya Bali yang tentu saja pengusung utamanya adalah orang Bali itu sendiri. 

Koster mengatakan, Pemerintah Provinsi Bali tidak akan tinggal diam melihat tren yang terjadi di hampir seluruh dunia ini. “Saya sudah membuat tim perumus untuk memberikan insentif kepada Nyoman dan Ketut,” janji Koster. 

Seminar bertajuk ‘Aksara Bali ring Dunia Digital: Font Aksara Bali Panglimbak miwah Pawigunan ring Makudang-kudang Platform Media’ juga menghadirkan dua narasumber yang berperan besar dalam digitalisasi aksara Bali. 

Dipl Ing I Made Suatjana dikenal sebagai tokoh yang mengembangkan aplikasi font aksara Bali Simbar. Melalui font aksara Bali Simbar, masyarakat Bali dan dunia secara umum dapat menulis aksara Bali secara digital.

Menurut Suatjana yang merupakan penerima Anugerah Bali Kerthi Nugraha Mahotama, aksara Bali dalam perjalanannya selalu bertransformasi mengikuti perkembangan zaman. Setelah ditulis dalam lembar daun lontar, tembaga, kini aksara Bali telah mampu muncul di layar-layar komputer. 

Berkat kerja keras Suatjana yang jatuh bangun mengembangkan font aksara Bali Simbar, generasi muda Bali kini dapat dengan mudah menerjemahkan aksara latin menjadi aksara Bali dan sebaliknya.
 
Sementara itu, Cokorda Rai Adi Paramartha PhD dikenal sebagai akademisi yang berperan besar mengembangkan keyboard aksara Bali. Dengan penemuan ini aksara Bali dapat melangkah lebih jauh lagi di kancah global. Menurut mantan atlet basket profesional ini, database terkait aksara Bali di dunia maya (internet) saat ini semakin mudah ditemui dengan adanya konten-konten yang dibuat menggunakan keyboard aksara Bali. 

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha mengatakan bahasa, aksara, dan sastra Bali memang harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Digitalisasi aksara Bali merupakan salah satu cara agar aksara Bali tidak ditinggalkan generasi muda Bali. 

“Kebudayaan perlu dikembangkan dengan teknologi yang dekat dengan generasi muda. Teknologi dan industri kreatif perkembangannya sangat pesat saat ini,” ujar Arya Sugiartha.
 
Mantan Rektor ISI Denpasar ini mengemukakan, masyarakat Bali patut berbangga karena saat ini aksara Bali menjadi satu-satunya aksara daerah di Nusantara yang berhasil ditetapkan sebagai ‘nama domain tingkat dua’. Dengan pencapaian itu penamaan nama website atau email kini bisa menggunakan aksara Bali. 7 adi

Komentar