DPRD Setujui Ranperda RTRW Badung 2025-2045 Jadi Perda

Persetujuan tersebut disampaikan pada rapat paripurna internal di Gedung DPRD Badung lantai II, Kamis (13/2).

Ketua DPRD Badung I Gusti Anom Gumanti, mengatakan keputusan ini diambil setelah melalui beberapa tahapan rapat paripurna, antara lain penjelasan Bupati Badung terhadap Ranperda RTRW Kabupaten Badung Tahun 2025-2045, penyampaian PU dari fraksi-fraksi terhadap ranperda tersebut, hingga jawaban pemerintah terhadap PU fraksi-fraksi. Setelah mencermati isi dari ranperda itu, DPRD Badung akhirnya menyetujui untuk kepentingan masyarakat Badung ke depan.

“Ranperda ini disetujui menjadi perda. Tadi sudah disetujui langsung oleh teman-teman (Anggota DPRD Badung, Red), tanpa ada tanggapan. Karena teman-teman merasa ini penting buat Badung ke depan. Tidak hanya untuk Badung, tapi juga menjaga Badung,” ujar Anom Gumanti.

Anom Gumanti menilai, Ranperda RTRW Kabupaten Badung Tahun 2025-2045 telah merangkum berbagai perencanaan tata ruang wilayah di Gumi Keris, mulai dari rencana pola ruang yang menjadi kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan strategis untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi, kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, serta lain-lain. Dalam Ranperda RTRW Kabupaten Badung Tahun 2025-2045 juga merangkum berbagai penegasan perencanaan mengenai masalah tata ruang di Badung seperti jaringan transportasi untuk mengurai kemacetan, penanganan sampah, masalah air, dan sebagainya.

“Di dalamnya sudah sangat jelas dan tegas, semua perencanaan terangkum di sini. Mulai dari permasalahan kemacetan, penanganan sampah ke depan, permasalahan air, dan lain-lain, semua sudah kita masukkan di sini. Minimal ini (Ranperda RTRW Kabupaten Badung Tahun 2025-2045, Red) sebagai guidance-nya (panduan),” jelas politisi PDIP asal Kuta ini.

Lebih lanjut Anom Gumanti mengatakan, salah satu yang juga masuk dalam Ranperda RTRW Kabupaten Badung Tahun 2025-2045 ini adalah penetapan Kecamatan Petang dan Abiansemal sebagai kawasan perkotaan agropolitan. Selain memang kawasannya lebih ke arah pertanian, Petang dan Abiansemal juga berpotensi untuk pengembangan agrowisata dan eduwisata, sehingga dengan demikian, wilayah Petang dan Abiansemal juga bisa berkembang pariwisatanya.

“Artinya ini ada keseimbangan antara wilayah Badung utara, tengah, dan selatan. Supaya tidak nanti urusan pariwisata numpleknya di daerah selatan, tapi minimal bisa dikembangkan di wilayah tengah dan utara,” ujar Anom Gumanti.

“Tetapi tentu dengan tetap mempertimbangkan konsepsi pokok, bahwa di sana (Petang dan Abiansemal) adalah wilayah konservasi, itu menjadi prioritas. Tapi di balik semua itu, ada beberapa wilayah kecil yang mungkin bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata,” imbuh mantan Ketua Fraksi PDIP DPRD Badung ini. @ ind