Lontong Cap Go Meh, Kuliner Wajib Warga Tionghoa Tabanan di Akhir Perayaan Imlek
TABANAN, NusaBali.com - Lontong cap go meh menjadi hidangan wajib bagi etnis Tionghoa di akhir perayaan Tahun Baru Imlek, tidak terkecuali warga Tionghoa di Tabanan. Meski begitu, lontong berkuah dengan lauk dan sayur ini komponennya khas sesuai daerah masing-masing.
Di Tabanan, lontong cap go meh dihidangkan di Vihara Dharma Cattra/Kong Co Bio Tabanan usai persembahyangan purnama pertama pasca Tahun Baru Imlek alias Cap Go Meh seperti yang tampak pada Rabu (12/2/2025).
Liem Surya Adinata, Ketua Yayasan Kerta Yasa Tabanan yang menaungi vihara/kelenteng di Jalan Melati Nomor 18 Kota Tabanan tersebut menuturkan, hidangan lontong ini harus dan selalu ada saat Cap Go Meh. Kalau tidak, kurang lengkap dirasa rangkaian perayaannya.
“Cap Go Meh sebagai akhir rangkaian perayaan Imlek, kurang lengkap rasanya kalau tidak ada sajian lontong cap go meh,” ungkap Liem Surya kepada NusaBali.com, Rabu pagi.
Ada empat komponen utama lontong cap go meh khas Tabanan yaitu lontong, daging ayam, sayur rebung, dan kuah. Masing-masing komponen punya makna dan menjadi simbol pengharapan warga Tionghoa di tahun yang baru.
Lontong yang bertekstur kenyal dan lengket menjadi simbol kerukunan, serta bentuknya yang panjang jadi simbol harapan panjang umur. Kemudian, ayam, kata Liem Surya, adalah binatang pekerja yang rajin. Dan, rebung sebagai tunas bambu adalah simbol kekokohan.
“Serta, kuahnya yang berwarna keemasan adalah lambang kemakmuran yang menjadi harapan kami semua,” imbuh Liem Surya.
Empat komponen ini selalu ada dalam setiap lontong cap go meh khas Tabanan. Meski begitu, dari tahun ke tahun, hidangan ini juga ditambahkan komponen pelengkap seperti sayur mayur jenis lain dan telur rebus.
Lontong cap go meh benar-benar menjadi simbol kerukunan ketika kuliner ini dihidangkan untuk Bupati Tabanan dan rombongan saat menyaksikan perayaan Cap Go Meh. Kata ibu-ibu Tionghoa setempat, hidangan ini yang paling dicari Bupati I Komang Gede Sanjaya ketika berkunjung setiap tahunnya.
“Hidangan ini jadi simbol pengharapan kami untuk hal-hal yang lebih baik di tahun yang baru, dari kesehatan, kebahagiaan, dan memperbanyak berbuat kebajikan,” tandas Liem Surya. *rat
Komentar