Diganggu Proyek, Turis Tinggalkan Candidasa
Sebelum proyek penataan pantai dimulai telah disosialisasikan kepada pengelola hotel dan restoran, wisatawan terganggu selama dua tahun.
AMLAPURA, NusaBali
Pemerintah pusat menata pantai khususnya di Pantai Candidasa, Karangasem, tahun 2024 – 2026, sejak April 2024. Karena terganggu dengan aktivitas proyek wisatawan yang berkunjung ke Objek Wisata Pantai Candidasa terpaksa lebih awal meninggalkan objek wisata ini.
Sebab para wisatawan terganggu dengan bising lalulalang truk dan alat berat yang menata batu-batu besar untuk mencegah abrasi pantai. Ketua PHRI Karangasem I Wayan Kariasa mengakui, sejak memulai proyek penataan pantai, wisatawan pada pergi meninggalkan Objek Wisata Candidasa, mewilayahi Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem hingga Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis. "Ya, sejak memulai proyek penataan pantai, wisatawan tinggalkan Objek Wisata Candidasa. Mulanya hendak berlibur satu minggu, jadi dua hari, dan banyak wisatawan batal datang ke Objek Wisata Candidasa," jelas Kariasa ditemui di ruang kerjanya, Banjar Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Selasa (11/2).
Di satu sisi, Kariasa merasa bersyukur ada proyek penataan pantai, dengan menata batu-batu besar, sehingga pantai aman dari abrasi. Di samping itu sepanjang pantai ada jalan setapak sehingga bisa jalan-jalan sepanjang pantai.
Hanya saja, proyek itu direncanakan hingga Desember 2026. Setidaknya selama dua tahun, wisatawan enggan datang ke Objek Wisata Candidasa, selama proyek itu masih berjalan.
Di sisi lain, diperkirakan mulai tahun 2027, wisatawan akan ramai datang ke Objek Wisata Candidasa, setelah tuntas penataan pantai. Karena nantinya sambil jalan-jalan di sepanjang pantai, wisatawan dapat menyaksikan panorama matahari terbenam, dan lalulalang kapal ferry hendak ke Pelabuhan Padangbai, Karangasem, dan sebaliknya ke Pelabuhan Lembar, Lombok Barat. "Tujuan adanya proyek itu memang positif untuk perkembangan industri pariwisata, terutama untuk jangka panjang, tetapi untuk jangka pendek, wisatawan terganggu," katanya.
Kariasa menambahkan, sebenarnya tidak semua wisatawan yang merasa terganggu. Masih ada juga segelintir wisatawan menyaksikan pengerjaan proyek itu sambil berlibur.
Ketua Kehormatan PHRI Karangasem I Wayan Tama juga mengakui wisatawan terganggu haya untuk sementara waktu atau selama proyek berjalan. ‘’Tetapi dalam jangka panjang objek ini akan mendatangkan wisatawan lebih banyak," kata mantan anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Karangasem, ini.
Pengerjaan proyek penataan pantai itu mulai di Pantai Banjar Karanganyar, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, nantinya akan terus bergerak ke arah timur sampai di depan Hotel Puri Bagus Candidasa, Banjar Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem.
Selama ini di Objek Wisata Candidasa nyaris tanpa pantai karena air laut langsung menyentuh dinding daratan. ‘’Mudah-mudahan dengan adanya penataan pantai, muncul pasir. Sebab, selama ini tidak terlihat adanya pasir," harapnya.
Tama juga mensyukuri ada proyek itu sehingga pantai jadi aman dari abrasi. Karena batu-batu besar yang ditata, berfungsi sebagai penahan terjadinya abrasi dan berfungsi untuk memecah ombak.
Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Karangasem I Putu Eddy Surya Arta mengakui kenyataan itu. "Sebelum proyek penataan pantai dimulai telah disosialisasikan kepada pengelola hotel dan restoran, wisatawan terganggu selama dua tahun, hingga Desember 2026," kata Surya Arta.
Kadis PUPR Perkim (Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman) Karangasem Wedasmara mengatakan, penataan Objek Wisata Pantai Candidasa dibiayai oleh Badan Kerjasama International Jepang atau Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan pagu Rp 500 miliar. Penataan sepanjang 5 kilometer dari Pantai Banjar Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangaswm hingga Pantai Banjar Buitan, Desa/Kecamatan Manggis.7k16
Komentar