Angin Kencang di Selat Lombok, 27 Fast Boat Tak Berlayar
AMLAPURA, NusaBali - Angin kencang di Selat Lombok menyebabkan 27 fast boat atau kapal cepat dihentikan beroperasi sejak Sabtu (8/2) dari Pelabuhan Rakyat Padangbai, Banjar Segara, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem menuju Objek Wisata Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB.
Penutupan dilakukan sampai kondisi cuaca normal. Sedangkan aktivitas penyeberangan kapal ferry dari Pelabuhan Padangbai menuju Pelabuhan Lembar masih normal.
Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai, Muhammad Mustajib ditemui di ruang kerjanya, Kantor KSOP Padangbai, Banjar Melanting, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem, Selasa (11/2) mengatakan sesuai ramalan cuaca dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar hembusan angin di Selat Lombok pada kisaran 6-25 knot per jam. Sedangkan tinggi gelombang 1,25 meter hingga 2,5 meter. Sehingga untuk kapal cepat sangat berisiko untuk beroperasi.
Menurutnya kondisi cuaca ini riskan penyeberangan fast boat, mengingat kapalnya kecil, pendek, rawan terbalik diterjang angin dan gelombang karena lajunya cepat. Sejak ditutupnya penyeberangan dari Dermaga Rakyat Padangbai menuju Objek Wisata Gili Trawangan, Sebagian kecil wisatawan asing memilih menyeberang dari Pelabuhan Padangbai, menuju Pelabuhan Lembar sebagai alternatif.
Salah satu pemilik fast boat, Made Wijaya mengatakan kapal cepat tidak beroperasi sejak Sabtu lalu sebagai dampak cuaca ekstrem berupa angin kencang. "Kondisi angin kurang bersahabat berhembus cukup kencang di Selat Lombok," kata Wijaya. Berbeda dengan aktivitas di Pelabuhan Padangbai, menurut Kepala Pelayanan Satuan Pelabuhan Padangbai Kelas II Bali I Nyoman Sastrawan aktivitas di Pelabuhan Padangbai normal.
Saat ini pihaknya mengoperasikan 17 unit dari 25 kapal yang ada. Sebab 6 kapal masuk dok, dan 2 kapal masuk dalam perawatan. Dari 17 kapal itu yang beroperasi hanya 13 kapal setiap 24 jam, terbagi dua shift I pukul 08.00 Wita-20.00 Wita mengoperasikan 7 kapal, dan shift II pukul 20.00 Wita-08.00 Wita mengoperasikan sebanyak 6 kapal, total 13 kapal. Sedangkan 5 kapal masuk docking, yakni KMP Prima Nusantara, KMP Gerbang Samudra 3, KMP Gading Nusantara, KMP Shita Giri Nusa dan Fortlink 2.
Sedangkan dua kapal masuk perawatan: KMP Nusa Penida, dan KMP Nusa Sakti. "Bongkar muat lancar, tidak ada ombak pantai, dan kapal beroperasi sesuai jadwal, hanya saja di Selat Lombok, anginnya cukup kencang," kata Sastrawan.
Sebelumnya cuaca ekstrem berupa angin kencang juga menganggu penyeberangan lintas Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk di Gilimanuk, Jembrana. Setelah sempat ditutup selama hampir 1,5 jam pada Sabtu (8/2) siang, penyeberangan di perairan Selat Bali ini kembali ditutup selama 50 menit atau hampir satu jam pada Minggu (9/2) siang.
Saat diberlakukan penutupan, seluruh keberangkatan kapal di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur maupun Pelabuan Gilimanuk ditunda. Begitu juga sejumlah kapal yang baru berangkat ataupun tengah melakukan pelayaran diarahkan untuk segera mencari tempat aman.
Pengawas Satuan Pelayanan (Wasatpel) Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk I Made Ria Fran Dharma Yudha mengatakan, penundaan penyeberangan itu dilakukan karena situasi angin kencang. Saat itu terpantau kecepatan angin di tengah laut mencapai 45-49 knot.
Bahkan, berdasarkan monitoring Local Port Service (LPS) Pelabuhan Gilimanuk, di areal pelabuhan setempat sempat terpantau kecepatan angin mencapai 30-35 knot. "Karena angin kencang. Ditunda demi keselamatan pelayaran," ujar Yudha. 7 k16
Komentar