Pemprov Telusuri Polemik Visual Dewa Siwa
DENPASAR, NusaBali - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali bersikap hati-hati menanggapi polemik visual Dewa Siwa saat pertunjukan musik DJ (disc jockey) di Atlas Super Club.
Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengaku dirinya sudah menugaskan OPD terkait untuk melakukan pengecekan langsung ke kelab malam yang berlokasi di Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung.
Pj Gubernur sepakat, penggunaan visualisasi dewa di kelab malam adalah sesuatu yang tidak pantas. “Tentu kalau ada dewa yang sangat dipuja umat Hindu, tentu sangat tidak patut ya,” katanya diwawancarai di sela meninjau cek kesehatan gratis di Puskesmas I Denpasar Utara, Senin (10/2). Meski demikian pihaknya tidak ingin salah tindak. Pemprov Bali akan melakukan penelusuran lebih lanjut apakah kejadian yang menuai pro kontra itu dilakukan oleh individu atau juga sepengetahuan pihak perusahaan.
Menurut purnawirawan Polri ini, apabila dilaksanakan atas sepengetahuan manajemen perusahaan, maka pihak perusahaan harus ikut bertanggung jawab. “Masih kami pelajari ya, kami lakukan pemeriksaan,” pungkas Pj Gubernur Mahendra Jaya. Seperti diketahui, setelah mendapat reaksi keras dari berbagai elemen masyarakat Bali serta berkali-kali memohon maaf dan pengampunan, manajemen PT Kreasi Bali Prima yang menaungi Atlas Super Club juga telah menggelar permohonan maaf secara niskala dengan menghaturkan Upacara Guru Piduka dan Bendu Piduka, pada Sabtu (8/2).
Upacara Guru Piduka dan Bendu Piduka ini sebagai permintaan maaf kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang malingga (bersthana) di wewidangan (wilayah) Desa Adat Berawa. Sebab kelab malam Atlas Super Club berada di wilayah tersebut. Kelian Adat Berawa sekaligus Petajuh Desa Adat Berawa I Wayan Kumarayasa berharap kejadian di Atlas bisa menjadi pelajaran berharga dan tidak terulang lagi di masa depan. “Kami berharap untuk ke depannya agar tidak melakukan hal-hal yang seperti itu lagi (menggunakan simbol-simbol keagamaan, Red), khususnya di wewidangan desa adat kami, dan juga di seluruh Bali,” ujar Kumarayasa. 7 adi
Komentar