Cuaca Panas di Sebagian Bali, Suhu Tembus 36 Derajat Celsius
Banjir Rob Terjang Pantai Monggalan, Kusamba, Klungkung
DENPASAR, NusaBali - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mencatat suhu panas yang terjadi di sebagian wilayah di Bali dalam dua hari terakhir mencapai maksimum 36 derajat Celcius yang termasuk kategori ekstrem.
“Dua stasiun mencatat dalam kategori suhu ekstrem,” kata Ketua Kelompok Kerja Operasional Meteorologi BBMKG Wilayah III Wayan Musteana di Denpasar, Rabu (5/2). Stasiun Geofisika BMKG di Sanglah Kota Denpasar mencatatkan suhu panas mencapai maksimum 36 derajat Celcius. Ia menjelaskan berdasarkan data rata-rata normal untuk suhu udara pada Februari dalam kurun waktu 30 tahun terakhir pada 1990-2020 di Stasiun Geofisika Sanglah mencapai maksimum 32,5 derajat Celcius. Sedangkan di Stasiun Klimatologi di Negara, Kabupaten Jembrana mencapai 31,3 derajat Celcius.
Mengacu kepada Peraturan Kepala BMKG Nomor KEP 9 Tahun 2010 tentang Prosedur Standar Operasional Pelaksanaan Peringatan Dini, Pelaporan, dan Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrem, ada pun suhu udara yang disebut ekstrem jika kondisi suhu udara mencapai 30 derajat atau lebih di atas suhu normal yang tercatat di stasiun setempat.
Selain Stasiun BMKG Negara dan Sanglah Denpasar, stasiun BMKG lain di Bali terdapat di Ngurah Rai, Kabupaten Badung dan Stasiun BMKG di Karangasem. Ada pun suhu udara di Ngurah Rai dan Karangasem, lanjut dia, masih tergolong normal.
Sementara Prakirawan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Wulan Wandarana menjelaskan meskipun Bali masih dalam musim hujan, suhu panas yang terjadi saat ini disebabkan oleh fenomena teriknya paparan sinar matahari. Namun, panas yang dirasakan sekarang terjadi karena beberapa faktor, termasuk pergerakan gerak semu matahari yang sedang berada di wilayah selatan dan bergerak menuju ekuator.
“Di wilayah Bali saat ini terasa panas, memang tercatat di beberapa stasiun BMKG di Bali, untuk suhu maksimumnya mencapai 36 derajat celcius. Dan itu memang dirasakan cukup panas dan berdampak pada masyarakat,” ungkapnya. Dia melanjutkan, fenomena gerak semu matahari ini menyebabkan peningkatan suhu di wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk Bali. Selain itu, faktor lain yang memperparah kondisi ini adalah minimnya awan di langit. “Saat musim hujan, biasanya banyak awan yang menutupi sinar matahari. Namun, ada saat-saat tertentu ketika hujan tidak turun, sehingga penumpukan massa awan berkurang. Akibatnya, sinar matahari langsung mencapai permukaan bumi, membuat suhu udara terasa lebih panas,” tambahnya.
Dalam sepekan ke depan, BMKG memperkirakan bahwa kondisi cuaca di Bali masih akan cerah berawan hingga berawan, dengan potensi hujan ringan hingga lebat di beberapa wilayah. Musim hujan sendiri diperkirakan akan berlangsung hingga Maret atau April, dengan intensitas hujan yang masih cukup tinggi di Februari. Wulan Wandarana juga mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem, seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang. Selain itu, bagi nelayan dan pelaku aktivitas bahari, diimbau untuk memperhatikan tinggi gelombang, karena perairan Selatan Bali berpotensi mengalami gelombang setinggi dua meter atau lebih.
Suhu panas yang terjadi dalam beberapa hari terakhir cukup berdampak pada masyarakat. Banyak warga yang mengeluhkan tubuh mudah berkeringat, kelelahan, dan merasa tidak nyaman saat beraktivitas di luar ruangan. Selain itu, malam hari pun tetap terasa gerah, membuat sebagian orang sulit tidur nyenyak. Salah satu warga di Ungasan, Kuta Selatan, Badung, Indah Ayu,27, mengaku merasakan dampak panas yang cukup ekstrem, terutama di siang hari. Namun, hawa gerah juga tetap terasa hingga malam. “Sampai tidur juga keringetan saking panasnya,” ujarnya, Rabu (5/2) pagi.
Sementara itu banjir rob menerjang wilayah pesisir Pantai Monggalan Cedok Baru, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, Rabu siang kemarin. Akibatnya bangunan dan barang-barang di pesisir pantai pun diterjang ombak. Kasi Humas Polres Klungkung AKP Agus Widiono mengatakan banjir rob tersebut terjadi di Pantai Monggalan, dengan titik Koordinat 08°34'02.55" S - 115°27'02.33" E. Tingginya air laut tersebut sudah terjadi sejak pukul 12.30 Wita. "Namun, ketika itu ketinggian air laut masih wajar," ujar AKP Agus Widiono.
Namun, sekira pukul 14.00 Wita air laut semakin tinggi hingga menerjang sejumlah bangunan dan barang-barang di sekitar Pantai Monggalan. "Kejadian ini disebabkan pasang air laut yang tinggi serta perubahan cuaca, sehingga menimbulkan kenaikan permukaan laut yang menyebabkan banjir rob," ujarnya.

Banjir rob saat menerjang pesisir Pantai Monggalan Cedok Baru, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, Rabu (5/2). –IST
Pantauan di lapangan banjir rob juga menerjang sejumlah rumah yang berada di sekitar pesisir pantai Desa Kusamba. Warga tampak panik sebab air tiba-tiba naik. Mereka pun berusaha menyelamatkan barang-barang berharganya. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Sebelumnya, ombak besar menerjang sejumlah rumah di pesisir Pantai Monggalan, Rabu (4/12/2024). Warga yang bermukim di pesisir pantai pun memilih mengungsi. Selain pemukiman warga ombak besar juga turut menggerus sebuah bangunan villa milik warga negara asing (WNA). 7 ol3, wan, ant
Sementara itu, prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar Wulan Wandarana Kadek Setiya Wati menjelaskan suhu panas tersebut diprakirakan terjadi hingga beberapa hari mendatang.
Prakirawan itu menjelaskan suhu panas tersebut disebabkan posisi matahari sekarang berada di wilayah selatan dan pergerakannya menuju ekuator.
Apabila di suatu wilayah tidak ada atau kurang adanya pembentukan awan, maka menyebabkan panas matahari langsung ke permukaan bumi.
Berdasarkan data prakiraan cuaca BBMKG Wilayah III Denpasar, saat ini wilayah Bali masih mengalami musim hujan dengan puncak terjadi pada Desember 2024 dan Januari 2025.
BBMKG Denpasar memperkirakan dalam beberapa hari mendatang intensitas hujan akan mengalami penurunan.
Komentar