nusabali

Semrawut, PKL Stop Over Wanagiri Dibina

  • www.nusabali.com-semrawut-pkl-stop-over-wanagiri-dibina

Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagrin) Kabupaten Buleleng akhirnya turun tangan membina puluhan pedagang kaki lima (PKL) di stop over kawasan Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada.

SINGARAJA, NusaBali

Masalahnya keberadaan PKL di kawasan itu kerap memicu kekroditan arus lalu-lintas di ruas jalan Singaraja-Bedugul-Desa Munduk. Pembinaan juga menyangkut higienitas dari jenis makanan yang dijual para PKL setempat seperti sate lontong dan bakso.

Data dihimpun jumlah PKL yang berjualan di stop over kawasan Wanagiri tepatnya di sisi Selatan ruas jalan utama Singaraja-Bedugul sebanyak 20 pedagang. Kehadiran para PKL ini tentu mengundang pengguna jalan berhenti guna berbelanja. Nah, pada hari-hari tertentu arus kendaraan di kawasan tersebut kerap krodit.

Karena lahan parkir kendaraan telah dijadikan lokasi jualan oleh PKL. Sehingga pengguna jalan terkadang memakai ruas jalan untuk parkir. Situasi itu diperparah ketika kendaraan keluar masuk persimpangan Singaraja-Bedugul-Desa Munduk. Karena lokasi PKL tepat berada di persimpangan tersebut.

Karena situasi tersebut Disperindag lakukan pembinaan kepada para PKL. Kepala Disperindag Kabupaten Buleleng, Ketut Suparto dikonfirmasi Kamis (7/9) mengakui telah membina para PKL di stop over kawasan Wanagiri. Hanya saja Suparto mengaku pembinaan hanya fokus terhadap kebersihan makanan yang dijual. Para PKL diminta tetap memperhatikan dan menjaga higienitas makanan yang dijual, karena lokasi PKL itu berada di kawasan padat kendaraan ruas jalan Singaraja-Bedugul. “Ini hanya pembinaan rutin dan dari tugas kami mengingatkan bagaimana PKL menyajikan dagangan dengan baik dan menjaga kebersihannya,” terangnya.

Disinggung soal kesemrawutan? Suparto mengakui ada kesan semrawut dari dampak pemanfaatan ruang oleh PKL di kawasan Wanagiri tersebut. Namun, untuk penataan para pedagang di kawasan tersebut, Suparto mengaku tidak punya kewenangan, karena wilayah itu merupakan kawasan konservasi di bawah BKSDA Bali. “Masalah tempat kami sarankan ditata lagi karena bagaimanapun kawasan di sana sudah semakin ramai, sehingga menghindari kesemrawutan itu perlu dilakukan penataan tata ruang yang baik,” tegasnya.

Sementara Perbekel Desa Wanagiri Wayan Gumiyasa dikonfirmasi terpisah mengakui keberadaan PKL telah berdampak pada keramaian di kawasan tersebut. Pihaknya sendiri berharap agar pemerintah atau pihak terkait ikut memikirkan kebaradaan PKL di kawasan tersebut. Masalahnya, pihaknya tidak punya lahan untuk bisa menampung para PKL jika dilakukan penataan.  “Memang belakangan begitu ramai, tetapi kalau kami menata tidak mungkin, karena harus sediakan lahan, kami tidak punya lahan untuk nampung mereka,” katanya. *k19

Komentar