nusabali

Angin Kencang Melanda Wilayah Buleleng

  • www.nusabali.com-angin-kencang-melanda-wilayah-buleleng

Nelayan Diingatkan Waspada, BPBD Siap Penebangan Dahan Pohon

SINGARAJA, NusaBali
Cuaca ekstrem dengan angin cukup kencang mulai melanda wilayah Buleleng. Diperkirakan situasi ini akan terus berlanjut hingga puncaknya pada awal Oktober 2017. Para nelayan pun diingatkan agar selalu waspada jika melaut, termasuk warga yang bermukim di pesisir pantai.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng Made Subur dihubungi Selasa (5/9) mengatakan, perubahan cuaca yang terjadi perlu diwaspadai terutama bagi para nelayan yang hendak melaut. Subur mengaku segera sebarkan imbauan kepada kelompok-kelompok nelayan melalui kecamatan. Pihaknya juga mengingatkan agar penyeberangan malalui pelabuhan rakyat seperti PPI Sangsit tetap memperhatikan perubahan cuaca yang terjadi. Di samping itu, mesin dan perlengkapan pada kapal perlu dicek dengan baik untuk memastikan bahwa semua peralatanya berfungsi dengan baik. Dengan peningatan kewaspadaan ini, Subur berharap kejadian kecelakaan laut atau bencana lain di daerah pesisir pantai bisa dicegah sejak dini. “Nelayan atau anak buah kapal (ABK) yang berlayar melalui Sangsit ke Madura untuk sementara memastikan cuaca mendukung pelayaran. Demikian pula warga yang tingga di tepian laut agar waspada karena tidak diprediksi angin tiba-tiba bertiup sangat kencang,” katanya.

Menurut Subur, berdasarkan pengalaman, angin kencang akan terjadi sepanjang September hingga Oktober. Apalagi, seiring datangnya musim kemarau panjang, biasanya disertai angin bertiup kencang pada waktu tertentu. “Kami rutin meminta inforasi cuaca dan berbekal hal itu kami melakukan pencegahan, sehingga daerah rawan terdampak akibat angin kencang di pesisir pantai bisa dicegah jangan sampai menelan korban baik materiil dan korban jiwa,” jelasnya.

Selain mengingatkan para nelayan ada warga pesisir, BPBD juga tengah mempersiapkan pemangkasan dahan pohon di sepanjang ruas jalan yang rawan tumbang. Sasarannya adalah ruas jalan pantura Singaraja-Gilimanuk. Disebutkan selain karena terlalu tinggi, dahan pohon banyak yang sudah lapuk. “Dari dulu rutin ada penambangan atau pemangkasan. Khusus untuk pohon yang sudah mati itu kami sudah tebang dan kalau ditunggu harus mencari izin ke pemerintah pusat bisa jadi lebih dahulu tumbang dan menganggu kenyamanan lalulintas, sehingga kita langsung tebang dari pada nanti ada korban baru ditangani,” jelasnya. *k19

Komentar